Walt Disney: Ada Harapan, Ada Kesuksesan

Menengok profil orang-orang sukses (VIII)

Kala kita memutar ulang memori masa kecil, tontonan Mickey Mouse ataupun Donald Duck mungkin yang paling lekat dalam benak kita. Rasanya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa tidak ada satupun anak-anak yang tidak mengenalnya. Film ini sangat nge-trend. Itulah masterpiece Walt Disney yang akan selalu dikenang sampai kapanpun dan dimanapun. Berbekal optimisme yang kuat untuk menjadi orang sukses, ia mampu mengakhiri 'penderitaan' panjangnya dengan happy ending.

Bagi Walt, tidak ada alasan untuk menyerah dengan keadaan. Tidak ada kemustahilan ketika seseorang masih mempunyai secercah harapan dan kemauan menikmati kisah hidup. Itulah kenyataannya. Siapa sangka, tiga binatang; bebek, tikus dan anjing yang seringkali ia jumpai kala harus bekerja keras di area pertanian milik ayahnya, menjadi ins
pirasi besar yang akhirnya melejitkan namanya sebagai The Creator of Mickey Mouse and Disneyland yang dinikmati oleh milyaran generasi di seluruh penjuru dunia. Bersama saudara kandungnya, Roy Oliver Disney, ia mendirikan The Walt Disney Company yang sangat terkenal dengan film-film, seperti Mickey Mouse, Winnie the Pooh dan taman bermainnya, seperti Disneyland dan Disney Resort Paris. ­­­

Pemilik nama lengkap Walter Elias Disney ini, lahir di Chicago, Illinois 5 September 1901 dari perkawinan blesteran Elias Disney yang berkebangsaan Irlandia dan Flora Call yang asli berkebangsaan Jerman.

Tahun 1906, keluarga Walt pindah ke Missouri dan menggarap lahan pertanian dari tanah yang telah dibelinya. Walt sangat menikmati keadaan ini. Setiap hari, ia membantu ayahnya bercocok tanam. Satu hal yang membuatnya kerasan, di lahan pertanian ini, ia menjadi familiar dengan hewan-hewan -seperti bebek dan anjing- yang setiap saat menemaninya bercocok tanam. Ada juga tikus-tikus yang acapkali membuatnya jengkel ka
rena menyerang pertaniannya. Ketiga hewan inilah yang selalu melekat dalam benaknya dan memberikan pengaruh yang luar biasa dalam karirnya.

Beberapa saat kemudian, Elias merasa bisnis pertanian tidak lagi
menjanjikan. Ia mengalami beberapa kali gagal panen. Keadaan ini membuatnya harus banting setir dan menekuni dunia baru; perusahaan koran. Demi menghemat pengeluaran, Elias mempekerjakan anaknya, Walt Disney dan Roy Disney untuk menjadi pegawai tetapnya. Setiap hari, keduanya harus bangun pukul 03.0 Dini Hari untuk menunggu truk pengangkut barang. Tidak jarang, mereka sering menggigil karena menahan hawa udara yang dingin menusuk di saat harus mengangkat barang-barang yang beratnya tidak sebanding dengan berat badannya.

Walt berfikir; sampai kapan akan seperti ini? Di sela-sela 'kerja keras'nya, ia selalu menaruh harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Setelah mendapat ijin ayahnya, Walt mencoba masuk dinas ketentaraan. Baginya dinas di tentara lebih menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Umurnya yang masih di bawah 16 tahun, membuatnya ditolak di kedinasan itu dan ia harus puas dikirim ke Perancis dengan hanya sebagai sopir ambulance di sebuah organisasi Palang Merah. Tidak lama kemudian, ia kembali ke daerah asalnya.

Berbekal kelihaiannya membuat gambar-gambar animasi, Walt bergabung di perusahaan periklanan, Laugh O-Grams yang tidak lama kemudian pailit.

Putus asakah Walt? Tidak. Sadar akan kondisinya yang selalu 'menderita', ia mencoba berangkat ke Hollywood untuk mengadu nasib. Ia berharap kehidupannya akan menjadi lebih baik. Dengan modal USD 20 hasil utang dari Roy, ia berangkat. Sesampainya di sana, tidak ada satupun studio yang mau mempekerjakan dia -sekalipun pekerjaan kasar- karena persaingan sangat ketat. Di lain sisi, Walt belum berhasil meyakinkan bahwa orang tidak akan salah dengan memilihnya. Ia pun kemudian membeli beberapa kertas kosong untuk digambari kartun.

Setelah menyelesaikan beberapa lembar, ia sodorkan ke salah satu studio. Di luar dugaan, kartunnya mendapatkan respon luar biasa. Ia pun dipercaya langsung menggarap cerita kartun bergerak dengan tajuk Alice in the Wonderland dengan harga USD 1500. Karena sukses tayang di beberapa bioskop di Amerika, Walt mendapatkan royalti yang jumlahnya sangat besar. Perlahan-lahan, hidupnya mulai menjadi lebih baik. Berangsur-angsur, ia mampu membeli rumah dan membuat studio sendiri. Akhirnya, ia menikahi seorang gadis pujaan bernama Lilia Bounds dan dikarunia satu anak perempuan bernama Diane. Namun ia mengadopsi satu anak lagi bernama Sharon.

Tahun 1920 Walt remaja mulai membuat kartun Mickey Mouse yang akhirnya bisa diputar dalam serial film-film pendek.
Tahun1932, film kartun hasil produksinya yang berjudul Flower and Trees (film kartun berwarna pertama) memenangkan Academy Awards yang pertama untuk studionya. Lima tahun kemudian meliris The Old Mill.

Walt pun mengembangkan kemampuannya dengan membuat animasi lain seperti Snow White and the Seven Dwarfs yang merupakan animasi dengan musik pertama yang diputar di Carthay Theatre, Los Angeles pada 21 Desember 1937. Film ini diproduksi dengan biaya di bawah USD 1.499.000. Film-film ini mendapatkan respon luar biasa dari masyarakat. Dalam waktu 5 tahun, studio Walt sudah banyak memproduksi bermacam-macam film animasi antara lain Pinoccio (1938) dan Bambi (1942).

Merasa mampu menekuni dunia hiburan, Walt berspekulasi membeli kebun jeruk seluas 730.000 m2
guna pembangunan taman hiburan Disneyland. 17 Juli 1955, untuk pertama kalinya Disneyland dibuka di Anaheim, California (28 mil dari Los Angeles). Disney merupakan taman rekreasi yang pertama didirikan dan menjadi salah satu taman hiburan yang paling banyak dikunjungi di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung, dibangunlah Route 101 untuk mengantisipasi membludaknya arus lalu lintas yang hendak menuju Disneyland. Pasca rekonstruksi, pada tangga 18 Juli 1955, tempat hiburan itu dibuka kembali. Beratus-ratus orang sudah mengantre masuk sejak jam 2 pagi. Tiga pengunjung pertama yang akhirnya diberi bonus tiket gratis masuk disneyland di seluruh penjuru dunia oleh Walt adalah David Macpherson, Michael Schwartner, dan Christine Vess.

Prestasi yang menakjubkan. Ia pun bisa meninggalkan dunia dengan tenang pada 15 Januari 1966. Jasadnya dikremasi di Forest Lawn Memorial Park, Glendale, California.

Tahun 1984, seorang berkebangsaan Amerika, Michael Esiner menyewa The Walt Disney Company. Dalam perkembangannya, Disney tidak hanya menggarap kartun dan dunia hiburan. Disney juga merambah radio (Disney Radio) dan TV's The Disney Channel.

Pada tahun 2007,
The Walt Disney Company mengalami peningkatan laba sebesar USD 500 juta hasil dari pengoperasion studio Disney untuk pengambilan film Pirates of The Caribbean. Dan Disney Channel mengalami peningkatan laba sebesar 24 %

Inilah kisah perjuangan panjang Walter Elias Disney. Sampai kapanpun, generasi di dunia ini akan selalu menikmati kebahagiaan dengan menikmati goresan lembutnya yang menghasilkan Mickey Mouse, Donald Duck, Goofy, Pluto, Winnie the Pooh, Pinoccio, Princess Jasmine dan sebagainya.

-Disarikan dari berbagai sumber-

0 comments: