Happy Ramadlan


- Happy Ramadlan -

Kepada segenap kaum muslimin di manapun anda berada

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

Semoga di bulan suci ini, kita bisa meningkatkan kualitas
ibadah kita secara optimal. Sungguh momen yang sangat tepat untuk
melakukan evaluasi diri dan meningkatkan prestasi.

Semoga kita termasuk hamba-Nya yang senantiasa
dalam bimbingan-Nya, amin

Cairo - Egypt


Walt Disney: Ada Harapan, Ada Kesuksesan

Menengok profil orang-orang sukses (VIII)

Kala kita memutar ulang memori masa kecil, tontonan Mickey Mouse ataupun Donald Duck mungkin yang paling lekat dalam benak kita. Rasanya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa tidak ada satupun anak-anak yang tidak mengenalnya. Film ini sangat nge-trend. Itulah masterpiece Walt Disney yang akan selalu dikenang sampai kapanpun dan dimanapun. Berbekal optimisme yang kuat untuk menjadi orang sukses, ia mampu mengakhiri 'penderitaan' panjangnya dengan happy ending.

Bagi Walt, tidak ada alasan untuk menyerah dengan keadaan. Tidak ada kemustahilan ketika seseorang masih mempunyai secercah harapan dan kemauan menikmati kisah hidup. Itulah kenyataannya. Siapa sangka, tiga binatang; bebek, tikus dan anjing yang seringkali ia jumpai kala harus bekerja keras di area pertanian milik ayahnya, menjadi ins
pirasi besar yang akhirnya melejitkan namanya sebagai The Creator of Mickey Mouse and Disneyland yang dinikmati oleh milyaran generasi di seluruh penjuru dunia. Bersama saudara kandungnya, Roy Oliver Disney, ia mendirikan The Walt Disney Company yang sangat terkenal dengan film-film, seperti Mickey Mouse, Winnie the Pooh dan taman bermainnya, seperti Disneyland dan Disney Resort Paris. ­­­

Pemilik nama lengkap Walter Elias Disney ini, lahir di Chicago, Illinois 5 September 1901 dari perkawinan blesteran Elias Disney yang berkebangsaan Irlandia dan Flora Call yang asli berkebangsaan Jerman.

Tahun 1906, keluarga Walt pindah ke Missouri dan menggarap lahan pertanian dari tanah yang telah dibelinya. Walt sangat menikmati keadaan ini. Setiap hari, ia membantu ayahnya bercocok tanam. Satu hal yang membuatnya kerasan, di lahan pertanian ini, ia menjadi familiar dengan hewan-hewan -seperti bebek dan anjing- yang setiap saat menemaninya bercocok tanam. Ada juga tikus-tikus yang acapkali membuatnya jengkel ka
rena menyerang pertaniannya. Ketiga hewan inilah yang selalu melekat dalam benaknya dan memberikan pengaruh yang luar biasa dalam karirnya.

Beberapa saat kemudian, Elias merasa bisnis pertanian tidak lagi
menjanjikan. Ia mengalami beberapa kali gagal panen. Keadaan ini membuatnya harus banting setir dan menekuni dunia baru; perusahaan koran. Demi menghemat pengeluaran, Elias mempekerjakan anaknya, Walt Disney dan Roy Disney untuk menjadi pegawai tetapnya. Setiap hari, keduanya harus bangun pukul 03.0 Dini Hari untuk menunggu truk pengangkut barang. Tidak jarang, mereka sering menggigil karena menahan hawa udara yang dingin menusuk di saat harus mengangkat barang-barang yang beratnya tidak sebanding dengan berat badannya.

Walt berfikir; sampai kapan akan seperti ini? Di sela-sela 'kerja keras'nya, ia selalu menaruh harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Setelah mendapat ijin ayahnya, Walt mencoba masuk dinas ketentaraan. Baginya dinas di tentara lebih menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Umurnya yang masih di bawah 16 tahun, membuatnya ditolak di kedinasan itu dan ia harus puas dikirim ke Perancis dengan hanya sebagai sopir ambulance di sebuah organisasi Palang Merah. Tidak lama kemudian, ia kembali ke daerah asalnya.

Berbekal kelihaiannya membuat gambar-gambar animasi, Walt bergabung di perusahaan periklanan, Laugh O-Grams yang tidak lama kemudian pailit.

Putus asakah Walt? Tidak. Sadar akan kondisinya yang selalu 'menderita', ia mencoba berangkat ke Hollywood untuk mengadu nasib. Ia berharap kehidupannya akan menjadi lebih baik. Dengan modal USD 20 hasil utang dari Roy, ia berangkat. Sesampainya di sana, tidak ada satupun studio yang mau mempekerjakan dia -sekalipun pekerjaan kasar- karena persaingan sangat ketat. Di lain sisi, Walt belum berhasil meyakinkan bahwa orang tidak akan salah dengan memilihnya. Ia pun kemudian membeli beberapa kertas kosong untuk digambari kartun.

Setelah menyelesaikan beberapa lembar, ia sodorkan ke salah satu studio. Di luar dugaan, kartunnya mendapatkan respon luar biasa. Ia pun dipercaya langsung menggarap cerita kartun bergerak dengan tajuk Alice in the Wonderland dengan harga USD 1500. Karena sukses tayang di beberapa bioskop di Amerika, Walt mendapatkan royalti yang jumlahnya sangat besar. Perlahan-lahan, hidupnya mulai menjadi lebih baik. Berangsur-angsur, ia mampu membeli rumah dan membuat studio sendiri. Akhirnya, ia menikahi seorang gadis pujaan bernama Lilia Bounds dan dikarunia satu anak perempuan bernama Diane. Namun ia mengadopsi satu anak lagi bernama Sharon.

Tahun 1920 Walt remaja mulai membuat kartun Mickey Mouse yang akhirnya bisa diputar dalam serial film-film pendek.
Tahun1932, film kartun hasil produksinya yang berjudul Flower and Trees (film kartun berwarna pertama) memenangkan Academy Awards yang pertama untuk studionya. Lima tahun kemudian meliris The Old Mill.

Walt pun mengembangkan kemampuannya dengan membuat animasi lain seperti Snow White and the Seven Dwarfs yang merupakan animasi dengan musik pertama yang diputar di Carthay Theatre, Los Angeles pada 21 Desember 1937. Film ini diproduksi dengan biaya di bawah USD 1.499.000. Film-film ini mendapatkan respon luar biasa dari masyarakat. Dalam waktu 5 tahun, studio Walt sudah banyak memproduksi bermacam-macam film animasi antara lain Pinoccio (1938) dan Bambi (1942).

Merasa mampu menekuni dunia hiburan, Walt berspekulasi membeli kebun jeruk seluas 730.000 m2
guna pembangunan taman hiburan Disneyland. 17 Juli 1955, untuk pertama kalinya Disneyland dibuka di Anaheim, California (28 mil dari Los Angeles). Disney merupakan taman rekreasi yang pertama didirikan dan menjadi salah satu taman hiburan yang paling banyak dikunjungi di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung, dibangunlah Route 101 untuk mengantisipasi membludaknya arus lalu lintas yang hendak menuju Disneyland. Pasca rekonstruksi, pada tangga 18 Juli 1955, tempat hiburan itu dibuka kembali. Beratus-ratus orang sudah mengantre masuk sejak jam 2 pagi. Tiga pengunjung pertama yang akhirnya diberi bonus tiket gratis masuk disneyland di seluruh penjuru dunia oleh Walt adalah David Macpherson, Michael Schwartner, dan Christine Vess.

Prestasi yang menakjubkan. Ia pun bisa meninggalkan dunia dengan tenang pada 15 Januari 1966. Jasadnya dikremasi di Forest Lawn Memorial Park, Glendale, California.

Tahun 1984, seorang berkebangsaan Amerika, Michael Esiner menyewa The Walt Disney Company. Dalam perkembangannya, Disney tidak hanya menggarap kartun dan dunia hiburan. Disney juga merambah radio (Disney Radio) dan TV's The Disney Channel.

Pada tahun 2007,
The Walt Disney Company mengalami peningkatan laba sebesar USD 500 juta hasil dari pengoperasion studio Disney untuk pengambilan film Pirates of The Caribbean. Dan Disney Channel mengalami peningkatan laba sebesar 24 %

Inilah kisah perjuangan panjang Walter Elias Disney. Sampai kapanpun, generasi di dunia ini akan selalu menikmati kebahagiaan dengan menikmati goresan lembutnya yang menghasilkan Mickey Mouse, Donald Duck, Goofy, Pluto, Winnie the Pooh, Pinoccio, Princess Jasmine dan sebagainya.

-Disarikan dari berbagai sumber-

Virgin: Memahami Selera Pelanggan

Menengok profil orang-orang sukses (VII)

"Screw It, Let's Do It". Itulah motto hidup Richard Branson, sang pemilik Virgin Group. Awalnya, virgin adalah nama sebuah produksi rekaman kecil-kecilan yang dirintis Richard pada tahun 1970. Pada perkembangannya, Virgin kemudian menjelma menjadi perusahaan raksasa yang kini telah memiliki lebih dari 200 perusahaan yang tersebar di berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Virgin semakin mengepakkan sayapnya di tengah dinamika bisnis yang hiperaktif ini dengan merambah beragam jenis usaha, mulai dari produksi rekaman, penerbangan, operator telepon, wedding organizer hingga resort mewah. Sang empunya pun masuk dalam deretan milyader papan atas dengan total kekayaan berkisar 2,8 milyar pundsterling. Siapakah sosok Richard Branson?.

Pria berkebangsaan Inggris yang lahir pada 18 Juli 1950 ini adalah seorang entrepreneur gigih. Dia dikenal sebagai usahawan yang tidak pernah puas dengan apa yang dia dapat. Ketika berhasil meraih satu bidang usaha, pada saat yang bersamaan ia selalu percaya bahwa semakin banyak lagi peluang yang dapat diraihnya. Dengan prinsip, 'there is nothing permanent except change', Richard selalu berusaha menciptakan impian-impiannya.

Sejak kecil, ia menderita penyakit disleksia. Disleksia adalah sebuah kondisi dimana seseorang tidak mampu belajar dengan baik, karena ia sangat lemah ketika melakukan aktifitas membaca dan menulis. Begitu juga dalam menganalisa. Karena penyakit itulah, semua guru di sekolahan mengira bahwa Richard adalah anak bodoh yang sangat malas. Sadar akan kelemahaannya, ia pun segera bangkit dan menghafal semua pelajaran yang dia terima di sekolah.

Dengan status tidak lulus SMA, Richard mengelola majalah Student pada umur 16 tahun. Ketika usianya menginjak 20 tahun (1970), ia mulai merintis bisnis rekaman yang diberi nama "Virgin". Bisnis pertama yang mengambil tempat di Jalan Oxford, London itu ditekuninya dengan sangat cermat.

Sebenarnya, Richard bukanlah orang yang memiliki pengalaman berbisnis yang baik. Lantas, apa modal untuk melakukan inovasi bisnis?. Ia sangat yakin bahwa -dalam dunia bisnis- ketika seseorang bisa memenuhi keinginan pelanggan, maka impian sebesar apapun akan segera terwujud. Di sinilah Richard memandang perlunya hospitality (pelayanan). Karena -menurutnya- yang menggaji kita tidak lain adalah pelanggan kita sendiri. Baginya, kenyamanan dan kepercayaan seorang pelanggan adalah hal terpenting. Silahkan anda buktikan; bagaimana kesan ketika memasuki counter-counter Virgin?. Warna merahnya yang sangat dominan nan elegan di seluruh ruangan plus sapaan ramah sales-nya, membuat kita begitu nyaman dan ingin berlama-lama di sana. Dari 'menu' yang disediakan nampak sekali bahwa Richard Branson paham betul bagaimana cara memuaskan customer.

Dengan tekad dan nyali yang kuat kemudian Richard mencoba untuk merambah ke area lain. Setidaknya Virgin -yang mulanya menjadi nama produksi rekaman- kini mempunyai 11 jenis usaha, yaitu Virgin Atlantic (penerbangan), Virgin Megastore (supermarket musik), Virgin Books (buku dan majalah), Virgin Credit Card (Kartu Kredit), Virgin Holidays (paket tour), Virgin Trains (kereta api), V2 Music (produksi musik), Virgin Active (fitness), Virgin Galactic (penerbangan), Ulusaba (permainan dan hiburan), dan Necker Island (pulau pribadi yang dikomersilkan).

Satu hal yang menarik, bapak dua anak -yang mendapatkan gelar bangsawan dari Kerajaan Inggris pada 1999- ini begitu mantap menambah deretan jenis usahanya tersebut karena terinspirasi oleh fenomena yang ia temui dalam kesehariannya. Dalam keadaan ini, Richard selalu merenung bahwa seseorang sedang membutuhkan sesuatu. Di sisi lain, datanglah 'kekuatan dewa' yang meyakinkannya bahwa ia mampu 'melayani' customer dengan baik. Misalnya inovasinya menambah bar berdiri (stand-up bars). Dalam salah satu perjalanan pesawat, Richard melihat seorang gadis cantik duduk di seberang seat-nya. Ia pun berkenalan dan akhirnya mereka sangat 'intim'. Ia melihat bahwa dalam keadaan itu, seseorang membutuhkan fasilitas berintim yang nyaman. Dari sinilah Richard terinspirasi untuk memperkenalkan bar berdiri di Virgin Atlantic.

Pada tahun 1992, waralaba Virgin di jual kepada THORN EMI senilai USD. 1 Billion. Laporan pembukuan tahun 2002 menunjukkan bahwa total penjualannya pada tahun tersebut mencapai 4 miliar poundsterling.

"Selepas bangun tidur di pagi hari, saya selalu suka merancang mimpi indah.
Terlalu sayang untuk melewatkan mimpi-mimpi indah itu. Ketika Anda mempunyai mimpi dan tekad, yakinlah semuanya akan terjadi".
-Richard Branson-

-Disarikan dari berbagai sumber-

Oprah Winfrey; Tidak Ada Alasan Meratapi Nasib

Menengok profil orang-orang sukses (VI)

"Meratapi nasib tanpa usaha adalah tindakan bodoh. Ketika anda menginginkan kehidupan yang lebih baik, berjuang keras dengan mental baja adalah kuncinya"

Begitulah kira-kira yang dituturkan Oprah Winfrey menanggapi pertanyaan salah satu pemirsa tentang tips suksesnya. Oprah Winfrey adalah host pada "The Oprah Winfrey Show", acara Talk Show paling bergengsi yang dinikmati oleh pemirsa dari segala penjuru dunia.

Saat ini, dunia kembali dibuat kagum oleh sosok Oprah. Bagaimana tidak. Tahun ini perempuan berkulit hitam kelahiran Kosciusko, Mississippi, Amerika Serikat, 29 Januari 1954 itu, kembali masuk daftar 100 tokoh dunia paling berpengaruh. Itu berarti, ia masuk dalam 'barisan bergengsi' tersebut lima kali berturut-turut versi majalah Time.


Bagaimana kisah perjalanannya?. Mari kita simak.

Tokoh bernama lengkap Oprah Gail Winfrey ini lahir dari pasangan Afro-Amerika. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian beralih profesi sebagai tukang cukur dan ibunya sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Menurut pengakuan orang tuanya, nama yang sebenarnya bukanlah Oprah, tapi Orpah sebagaimana termaktub dalam Alkitab. Karena bidan yang menulis namanya salah mengeja, akhirnya nama ini 'salah kaprah'. Dan kini ia terkenal dengan nama 'salah' tersebut; Oprah

Oprah kecil hidup di tengah keluarga miskin. Ketika orang tuanya pisah, Oprah diasuh oleh neneknya di suatu kawasan kumuh di Amerika. "Ia anak yang cerdas dan sangat haus dengan ilmu", tutur neneknya. Di umur 3 tahun, perempuan yang hobi membaca ini telah mampu membaca Injil dengan sangat lancar. Menurutnya, "membaca adalah gerai untuk mengenal dunia".

Kenyataan hidup yang dilaluinya sangatlah pahit. Saking miskinnya, ia harus tinggal di dalam satu kamar bersama ibu dan saudara tirinya, laki-laki dan perempuan. Ibunya yang harus sibuk menjadi PRT, membuat Oprah kurang kasih sayang. Setiap hari, si ibu mempercayai sepupunya untuk menjaga Oprah. Namun malang. Di umur 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan seksual. Ia diperkosa ramai-ramai oleh 'penjaga'nya itu bersama rekan-rekannya. Karena kejadian itulah, kehidupan Oprah menjadi semakin tidak terkendali. Puncaknya, Oprah hamil pada umur 13 tahun. Namun bayinya meninggal beberapa hari setelah dilahirkan.

Ia cukup sadar bahwa hidupnya hancur dan selalu ditemani dengan sial. Ia pun sadar bahwa untuk merubah keadaan, diperlukan kerja keras dan tekad yang kuat. Oprah lari ke rumah ayahnya. "Ia seorang ayah yang sangat keras dan disiplin. Namun saya menikmatinya karena saya sadar hal itu kelak membuatku menjadi wanita percaya diri dan berdisiplin tinggi", tuturnya mengenang memori masa itu. Ia berterima kasih kepada ayahnya dan berjanji bahwa suatu hari nanti, ia akan menjadi tokoh yang diperhitungkan dunia.

Ketika SMA, prestasi Oprah sangat membanggakan. Karena prestasi itulah, ia bisa menginjakkan kaki di Gedung Putih (White House) di usia belia untuk mengikuti Konferensi Pemuda. Ia pun mendapatkan bea siswa atas pidato yang ia tulis; "Orang Negro, Konstitusi dan Amerika Serikat". Ia juga pernah memenangkan kontes kecantikan. Dari situlah ia mulai menjadi sorotan publik.

Oprah memulai karirnya sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Bayarannya USD. 100/minggu yang terhitung besar untuk tahun 1970-an. Pada umur 19 tahun, dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita di sebuah stasiun radio lokal. Pada tahun yang sama, ia menjadi penyiar berita di stasiun televisi di Neshille. Sadar akan kemajuan yang dicapai, Oprah terus berupaya seoptimal mungkin mengembangkan karirnya dan mewujudkan 'mimpi besar'nya. Gayung bersambut. Ayahnya mendukung penuh apa yang ingin ia capai. Oprah pun pindah ke Chicago.

1976 menjadi detik penting yang mencuatkan namanya. Bertindak sebagai host pada acara Talk Show yang diberi nama "People Are Talking", Oprah tampil sangat memukau. Ia mampu memenuhi selera pemirsa yang menyukai lelucon yang berkualitas. Praktis, Oprah pun menjadi idola.

Pada 1983, Oprah menjadi host di WLS-TV program AM Chicago, sebuah program perbincangan berating sangat rendah saat itu. Acara ini mendapatkan saingan ketat dari Phill Donahue Show yang sudah lebih dulu populer. Meskipun Pill raja TV, namun dengan nyali kuat dan skill yang teruji, Oprah hanya butuh 'sedikit gerak' untuk menggeser posisi Phill. Dalam waktu singkat, Oprah menjadi bintang di 120 kota besar di Amerika.

2 tahun kemudian, nama acara tersebut diubah menjadi "The Oprah Winfrey Show", yang kemudian mulai disiarkan secara nasional pada 8 September 1986. Acara ini diproduksi oleh perusahaan sendiri yang bernama Harpo Production, Inc (diambil dari kebalikan nama Oprah).

Kini, program tersebut menjadi favorit dan telah disiarkan di 126 negara. Bahkan, acara ini telah mengantongi kontrak untuk diproduksi hingga 2011 mendatang. Acara ini ditonton oleh lebih 48 juta pemirsa setiap minggunya.

Latarbelakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama. Maka tidaklah mengherankan kalau acaranya sarat sekali dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. "Ketika saya berhasil mengajak seluruh pemirsa televisi untuk mensukseskan program tersebut, maka akan dengan mudah saya bisa muwujudkan impian besar; membantu mereka yang tertindas", ungkapnya. Cita-cita yang sungguh mulia.

2 Januari 2007, Oprah meresmikan sekolah khusus anak-anak perempuan di salah satu kota di Afrika Selatan. Ia menyishkan 20 juta poundsterling atau Rp. 340 milyar dari kekeyaannya. "Dengan memberi pendidikan yang baik bagi mereka, kita akan mulai mengubah nasib sebuah bangsa", harapnya.

Kawan-kawan, kita bisa lihat. Betapa Oprah Winfrey yang dulunya berangkat dari kaum minoritas (kulit hitam) yang miskin, teraniaya dan praktis sebagian besar bagian hidupnya dijalani dengan sangat pahit, akhirnya bisa bangkit. Pemandangan yang sangat menakjubkan. Di samping menjadi host papan atas dunia, ia pun menduduki peringkat teratas sebagai orang terkaya dari dunia hiburan dengan total kekayaan sebesar USD. 1,5 miliar. Ia mendapatkannya tentu tidak dengan gratisan. Tekad kuat untuk merubah nasib buruk, menuai hasil. Oprah yang dulunya miskin dan teraniaya, kini menjadi tokoh penting yang sangat diperhitungkan. Ia pun sempat menjajal akting di sebuah film. Kini, piagam-piagam penghargaan bertaraf internasional menghiasi lemarinya.

"Menjadi seorang tokoh bukanlah hal mustahil. Sekalipun kita hanya memiliki
sedikit sekali kelebihan, yakinlah bahwa itu sudah cukup menjadi modal anda
untuk masuk dalam deretan tokoh seperti yang anda kagumi. Dengan catatan, anda melakukannya dengan penuh keyakinan. Jangan melakukan tindakan bodoh dengan hanya pasrah meratapi nasib"
.


Itulah pesan mulia yang ia sampaikan kepada pemirsa di seluruh penjuru dunia. Tekad yang kuat dan kerja keraslah yang membuat "The Oprah Winfrey Show" menjadi acara Talk Show paling bergengsi di dunia. Sang ayah boleh tersenyum melihat prestasi si Oprah cerdik.

-Disarikan dari berbagai sumber-

Mempertanyakan Konsistensi Keislaman Kita

Sabtu (14/4), tepatnya di sebuah halte bus di kawasan Nasr City, saya terlibat perbincangan hangat dengan seorang kawan yang baru saja saya kenal. Belum genap seperempat jam mengenalnya, saya sudah 'dihardik'. Santai saja. Hardikannya kali ini tidak membuat muka saya lebam. Hanya, ada sisa-sisa 'lebam' rasa yang masih belum pulih. Saya menginginkan kisah ini bersambung entah kapan.

Membincang tema keislaman rentan menimbulkan resistensi kalau tidak dilandasi dengan itikad baik melakukan dialog (hiwar). Kalau tidak ada landasan itu, ujung-ujungnya pasti ada pihak yang kebakaran jenggot, termasuk yang saya alami. Akhirnya, selalu ada pihak yang sentimentil.

Ceritanya begini...

Sambil menunggu bis, saya membaca koran yang baru saja dibeli seorang kawan. Ada kolom menarik yang mengangkat tentang isu Keislaman. Hal penting yang saya garis bawahi, si penulis mengkritisi sikap umat Islam yang sangat lembek dan tidak konsisten dalam melempar wacana. Ia menegaskan, seringkali sikap kita (baca; umat Islam) cenderung nekat. Misalnya hobi demo, tapi target yang dicapai ambigu. ini contoh kecil yang diangkat. Kontan, saya pun berseloroh kepada kawan yang duduk di sebelah; "Orang Islam memang harus disindir dengan cara ginian biar mereka ngga 'ngigau' terus". Kawan saya hanya bisa tersenyum simpul.

Nampaknya, selorohan ringan dan innocent itu memancing perhatian seseorang yang kebetulan juga duduk di dekat saya. Dia senewen. Setelah kenalan dan ngobrol ringan, dia mengawali pembicaraan. "Maaf, boleh tahu apa yang barusan anda ucapkan", tanyanya setengah menyelidik. "Bagian yang mana?", tanyaku sambil canda. "Orang Islam ngigau?. Kok ada kesan anda mendiskreditkan umat Islam", jawabnya ketus. "Sorry, saya tidak bermaksud demikian. Saya hanya merasa gundah melihat sikap umat Islam yang cenderung tidak konsisten. Mereka hanya berwacana. Tapi dalam tataran praksis, mereka kelimpungan tak berdaya", responku singkat.

Nampaknya respon itu semakin membuat dia senewen. "Kalau dikatakan tidak konsisten, bagian mana?", tanyanya. "Terlalu banyak untuk diungkap. Persoalannya sangat kompleks dan mengglobal", jawabku datar.

Akhirnya, ia angkat bicara dan sangat lantang mengumpat Amerika dan Israel. Saya diam sembari menyeleksi makna kata demi kata yang dia lontarkan. Lagi-lagi, ia mengangkat kembali perlunya boikot produk Amerika, Yahudi dan konco-konconya. Menurutnya, umat Islam tidak ada keberpihakan terhadap masa depan Islam. Mereka terlalu 'bergantung' kepada Amerika dan sekutunya.

Sebenarnya saya cukup malas membincang tema ini. Tapi, liat style-nya yang sok mantap, saya terpancing untuk angkat bicara.

"Pernahkah kita berfikir; kenapa umat Islam bergantung pada mereka", tanyaku bersemangat. Dia diam dan menerawang kosong ke depan. Nampaknya sedang memikirkan sesuatu.

Merasa dapat kesempatan, saya pun gantian nyerocos.

Saya hanya menegaskan bahwa kalau boikot produk dianggap sebagai barometer perjuangan umat Islam, tentu terlalu simpel. Persoalan umat Islam sudah semakin mengglobal. Hemat saya, ada yang rancu dalam usaha pemboikotan (muqata'ah) produk tersebut. Sikap ini terkesan dipaksakan dan menunjukkan bahwa umat Islam tidak konsisten dalam menentukan sikap. Kalau memang mau boikot, kenapa sich tidak ada upaya keras untuk meningkatkan kualitas produk sendiri. Sehingga umat Islam betul-betul bangga mengkonsumsi produk tersebut.

Selama ini,
watak kita disetting sebagai konsumen alias cukup puas menerima sesuatu yang instan. Akhirnya, tanpa disadari kita dibuat tergantung terus kepada mereka. Persoalannya, mereka memang mampu dan kita cukup sadar bahwa umat Islam tertinggal jauh. So, butuh tekad yang kuat dan waktu yang cukup untuk mengejar ketertinggalan itu.

Untuk menguatkan hal tersebut, saya pun mengkritisi demo-demo yang digelar atas nama Islam. Pelbagai spanduk yang isinya membela Islam, menghiasi hampir setiap demo yang ada. Pertanyaannya; salahkah kalau saya mengatakan bahwa bukan Islam yang harus diselamatkan, tapi diri kita yang sebenarnya telah melalaikan Islam itu sendiri?. Tidak ada yang salah dalam Islam. Dimanapun dan sampai kapanpun, ajaran Islam tetap menjadi penyelamat dan pemersatu umat. Pertanyaannya kemudian; sudahkan kita menunaikan ajaran keislaman itu secara disiplin?.

"Ini koreksi buat kita semua sebagai umat Islam demi mempertanyakan sikap dan manuver kita yang acapkali mencatut segala aktifitas atas nama agama", tegasku sembari mengakhiri komentar.

Setelah nyerocos kesana-kemari, bukan respon, tapi pamitan yang saya dapat.

"Malisy (sorry), kapan-kapan kita lanjutkan. Saya harus segera pamit karena bis yang saya tunggu sudah datang. Boleh minta nomer HP dan email", pintanya sambil bersiap-siap menunggu bis. "Silahkan", jawabku sembari menyodorkan selembar kertas yang berisi nomer HP dan email.

Bagi saya, kejadian ini bukan yang pertama. Mungkin anda pun pernah menemui hal yang sama, atau bahkan lebih parah. Inilah kenyataan. Seringkali idealisme kita tidak singkron dengan apa yang seharusnya dilakukan. Niatan baik seringkali menjadi bumerang yang tidak pernah kita sadari.

Kita seringkali silau dengan identitas keislaman kita tanpa peduli dengan kualitas identitas kita tersebut. Tanpa sadar, kita masih jauh di bawah rata-rata layaknya seorang muslim. Muslim yang menanamkan ajaran Islam secara disiplin. Ajaran Islam sangatlah universal. Karenanya, responlah fenomena global dengan tekad yang kuat untuk mengukir prestasi, bukan dengan sikap yang selalu underestimate dan sentimentil kepada yang lain.

Kawan-kawan, saya tidak ingin cerita ini dianggap sebagai bentuk kepongahan. Terserah apapun komentar anda, yang jelas, cepat atau lambat, kita harus segera bangun dari tidur nyenyak. Tantangan ke depan semakin berat dan persaingan pun sangat ketat. Ini butuh nyali dan modal yang kuat. Karenanya, marilah kita jadikan ajaran Islam sebagai way of life yang senantiasa menjaga konsistensi kita sebagai muslim.

Nokia: Menguasai Dunia dengan 'Connecting People'

Menengok Profil Orang-orang Sukses (V)

Para founding father Nokia mungkin tidak pernah mengira bahwa perusahaan kecil yang dibentuknya, berubah menjadi perusahaan raksasa dunia dalam bidang telekomunikasi. Dengan motto; "Connecting People", Nokia mampu memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang muncul lebih awal, seperti Motorola dan 'memaksa' jutaan manusia untuk memilikinya. Beragam produk Nokia digenggam oleh jutaan manusia, mulai dari kaum birokrat, entrepreneur sampai dengan penjual cendol.

Inovasi-inovasi mutakhirnya memenuhi berbagai etalase toko-toko yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Kenapa?. Karena strategi yang jitu. Strategi tersebut akhirnya menghantarkannya ke kursi 'penguasa' pasar global.

Bagaimana awal kisah kebesaran Nokia?.


Awalnya, Nokia merupakan nama sebuah komunitas yang tinggal di sepanjang hulu sungai Emakoski, Finlandia selatan. Bermula dari tempat penggilingan kayu yang didirikan di selatan Finlandia pada tahun 1865, Fredrik Idestam mendirikan pabrik kertas di pinggiran sungai Emakoski.

Gelombang industri yang melanda Eropa ketika itu memberi angin segar pada usaha kertas milik Idestam. Permintaan kertas meningkat tajam. Finlandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan industri yang banyak diserbu para pekerja. Keadaan inilah yang melatarbelakangi berdirinya komunitas pekerja bernama Nokia.

Dinamika yang diciptakan oleh komunitas para pekerja ini membuat sejumlah investor 'kepincut'. Finnish Rubber Works merupakan salah satu perusahaan yang tertarik mendirikan pabrik di wilayah komunitas Nokia. Pada 1920-an Rubber Works menggunakan nama Nokia sebagai nama merek produknya yang berupa sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan industri.

Setelah Perang Dunia II, Finnish Rubber Works membeli saham mayoritas Finnish Cable Works yang bergerak dalam perlengkapan transmisi, telegram, dan jaringan telepon. Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable Works duet dalam melakukan konsolidasi hingga akhirnya merger pada 1967. Nama Nokia Group pun muncul sebagai bentuk bergabungnya dua perusahaan milik Finlandia tersebut.

Sejak itu nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai berkibar. Hal itu bermula dengan dibentuknya departemen elektronik yang menyumbang sebesar tiga persen terhadap total nilai penjualan Nokia Group. Kehadiran departemen elektronik Nokia Group juga memberikan lapangan pekerjaan bagi 460 orang.

Sekitar 1970-an, Nokia berhasil meluncurkan digital switch yang diberi nama Nokia DX 200. Ini adalah bahasa komputer tingkat tinggi dan mikroprosesor intel yang dikembangkan menjadi jaringan infrastruktur Nokia sekarang ini. Pada waktu yang bersamaan Nokia juga berhasil menciptakan jaringan telepon mobil.

Pada 1980-an, Nokia mencapai titik kejayaannya dalam mentransformasikan dirinya sebagai perusahaan besar dengan inovasi-inovasi baru di bidang telekomunikasi. Itu tidak lepas dari sentuhan akurat sang CEO legendaris, Kari Kairamo. Ia dianggap mampu melakukan perubahan fundamental pada tubuh Nokia. Tragisnya, pada 1988, Kairamo meninggal dengan cara bunuh diri. Estafet kepemimpinannya pun diteruskan oleh CEO yang tak kalah cerdiknya, yaitu Jorma Olilla.

Kebesaran Nokia tidak lepas dari kerangka berfikir para 'pendekar'nya yang sangat agresif dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis. Mereka mulai dari mimpi besar bahwa pada saatnya nanti, Nokia tidak hanya berfungsi sebagai alat telekomunikasi yang bisa dimanfaatkan untuk telepon dan SMS. Lebih dari itu, Nokia hendak didesain sebagai alat digital dengan multifungsi sebagai kamera dengan mutu sempurna, games interaktif dengan resolusi tinggi hingga TV mobile. Maka perubahan adalah sebuah keniscayaan.

Impian itu tentu saja bukan tanpa tantangan. Dalam era yang semakin mengglobal, Nokia betul-betul menghemat tenaga untuk menghadapi 'serangan bertubi-tubi' dari musuh-musuhnya yang juga menggeluti bidang telekomunkasi, misalnya Motorola, Samsung, Sony dan sebagainya.

Ciutkah nyali Nokia untuk menghadapi musuh bebuyutannya itu?.

Pejuang sejati tidak akan pernah ciut nyalinya ketika musuhnya semakin beringas. Baginya, pertarungan hanya milik orang-orang gigih. Dan Nokia paham betul dengan potensi yang dimilikinya bahwa ia berada di antara orang-orang yang gigih tersebut. Karenanya, ia tertuntut untuk mengubah pola strategi demi menghadapi tantangan yang ada. Nokia berkeyakinan bahwa strategi yang tepat adalah kunci untuk memenangkan pertarungan.

Apa saja strategi Nokia?.

Pertama, global focus. Nokia cukup paham bahwa ia harus fokus terhadap tantangan yang semakin mengglobal. Dengan demikian, ia tahu apa yang harus dilakukan. Kedua, strategic market-making. Strategi ini untuk untuk mendeteksi dan mendiagnosa setiap detak perubahan dalam peta teknologi selular yang amat dinamis. Inilah yang membuat Nokia terpacu untuk meluncurkan produk dengan sangat variatif. Nokia berkeyakinan pembelilah yang menggaji mereka. Karena itulah Nokia selalu peka terhadap keinginan pasar.

Dua strategi di atas menjadi perfect ketika dipadu dengan strategi ketiga yaitu focus on people. Nokia selalu memperlakukan pengelolaan SDM-nya sebagai isu strategik, dan bukan sekedar pengelola administrasi belaka. Secara berkesinambungan, Nokia selalu berikhtiar untuk membangun respek pada karyawan, membangun iklim dan kultur learning dimana setiap karyawannya didorong untuk saling bertukar informasi dan gagasan-gasasan inovatif. Nokia tidak pernah menganggap karyawan sebagai buruh kasar yang seringkali diperlakukan sewenang-wenang. Justru ditangan merekalah prestise Nokia dipertaruhkan.

Tiga strategi tersebut menjadi kunci; kenapa Nokia berhasil menggenggam dunia dengan aneka seri yang diluncurkan dengan sangat menyenangkan. Sungguh revolusi yang menakjubkan.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kisah Nokia ini?.

Nokia besar karena ia percaya dengan janji perubahan (change). Nokia tetap bisa bertahan, karena ia mampu mempertahankan romantisme dengan 'people'. Iya, 'connecting people' membuat Nokia selalu dekat dengan siapa saja.

-Disarikan dari berbagai sumber-

Bermimpi Mempunyai Restoran Ayam Terbesar di Dunia

Menengok Profil Orang-orang Sukses [IV]

Kalau kita sering mendengar ungkapan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini, itu benar adanya. Setiap dari kita, pasti mempunyai mimpi-mimpi besar menjadi yang terbaik. Dan setiap dari kita, mempunyai peluang yang sama untuk mewujudkan mimpi besar itu. Namun, kenapa kita sering merasa kurang beruntung dibanding mereka. Apa yang membedakan kita dan mereka?. Jawabnya, kita belum serius bertanya kepada diri sendiri; seberapa besar tekad dan usaha kita untuk meraih sesuatu yang kita angankan?.

Nampaknya harus kita katakan bahwa cara pandang linear menjadi sangat dominan dalam diri kita. Dengan kata lain, kita setengah hati dalam melakukan perubahan (change) dan belum punya nyali untuk berbeda dengan yang lain. Karenanya, terus pacu semangat dan jangan pernah katakan TIDAK untuk diri kita sendiri selama itu positif. Jangan lelah dan putus asa untuk berusaha. Bukankah Rasulullah Saw memotivasi kita untuk terus melakukan inovasi demi sebuah mimpi. "Kalian lebih tahu dengan urusan dunia. Berusahalah demi menggapai sebuah mimpi", sabdanya.


Untuk meraih mimpi besar, butuh ongkos yang besar pula. Anda tentu saja mengenal John Cadbury dengan cokelat Cadbury-nya yang sangat diminati, Dan Carney dan Frank Carney dengan Pizza Hut-nya, Kenneth Wood dengan Kenwoodnya, Lacocca dengan Chrisyler-nya, Wiliam Boeing dengan Boeing-nya, Harland Sanders dengan KFC-nya dan sebagainya. Semua itu mereka capai dengan cucuran keringat dan air mata yang diperas oleh sebuah tekad untuk meraih keberhasilan. Ungkapan 'no free lunch' nampaknya cukup tepat untuk mengatakan semuanya.

Coba kita simak profil Harland Sanders yang mungkin awalnya tidak pernah menduga bahwa racikan ayamnya mampu menempatkan namanya pada deretan 100 tokoh sukses dunia. Ia adalah pendiri Kentucky Fried Chicken (KFC).

------

Tanggal 9 September 1890 lahirlah seorang bayi bernama Harland Sanders. Ia lahir dari keluraga dengan ekonomi pas-pasan. Ketika usianya menginjak 6 tahun, bapaknya meninggal. Kondisi ekonomi keluarga goyah. Ibunya bekerja dan ia menjadi kepala rumah tangga. Keadaan ini memacu dia untuk melakukan kreasi-kreasi baru demi memperbaiki kondisi ekonominya. Ia mencoba mengembangkan hobinya, yaitu memasak ayam dengan beragam resep. Ketika berumur 8 tahun, ia sudah sangat lihai memasak. Ia pun menyemangati diri dengan bermimpi, kelak mempunyai restoran ayam terbesar di dunia. Tidak sedikit yang mencemooh impian luhur Sanders. Namun, itu tidak membuat Sanders muda berkecil hati. Ia justru tertantang untuk membuktikan bahwa ia bisa.

Mungkin karena ingin fokus pada profesi yang lebih 'menjanjikan', ia keluar dari sekolah. Semua profesi pun dicoba, mulai dari petani, tukang kue, insinyur, sampai menjadi anggota sekolah penerbangan.

Pada tahun 1930, pertama kalinya ia memasak ayam untuk pelancong yang beristirahat di Corbin, Kentucky. Mereka cocok dan mengatakan ayamnya sangat spicy. 9 tahun kemudian, ia membakukan masakan ayamnya dengan resep 11 macam rempah-rempah dan diolah dengan metode yang sangat unik demi mempertahankan rasa. Akhirnya, ia mendapatkan penghargaan "Kentucky Colonel" dari Gubernur Kentucky atas jasanya memperkaya jenis masakan Amerika.

Merasa masakannya layak jual, ia mencoba menjajakannya di pom bensin miliknya dan motel-motel di kawasan Kentucky.

Karena obsesi untuk berekspansi, tahun 1950-an, Harland Sanders melakukan perjalanan keliling Amerika dan Kanada dengan mobil untuk menawarkan waralabanya ke sejumlah restoran.

Semakin mantap dengan bisnisnya ini, tahun 1955 Sanders mendirikan restoran dengan nama Kentucky Fried Chicken Inc pertama di dunia.

Selanjutnya, tahun 1964, ia menjual waralaba KFC senilai USD. 2 juta kepada para investor. Banyak perusahaan yang tertarik membeli waralabanya. Pemilik waralaba terakhir adalah PepsiCo yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants.
Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk yang didirikan oleh Kelompok Usaha Galael pada tahun 1978. Tahun 1994, KFC berhasil membuka cabangnya yang ke 9000 di Shanghai, Cina. Luar biasa !.

Tahun 1980, Harland Sanders meninggal dan dikebumikan di Louisville's Cave Hill Cemetery.

Impian Harland Sanders untuk mempunyai restoran ayam terbesar di dunia tidak sia-sia. Dengan tekad yang kuat, ia mampu membuktikan kepada dunia bahwa Harland Sander tidak hanya pintar mengandai dan bermimpi. Perjuangan keras itu memberikan kado indah di hari tuanya.
Kini Harland Sanders boleh tersenyum di peraduannya sembari melihat jerih payahnya yang telah dinikmati oleh milyaran pengunjung.

-Disarikan dari berbagai sumber-

Excelso Besar Bermodal Optimisme

Menengok Profil Orang-orang Sukses [III]

Ketatnya persaingan, acapkali membuat nyali kita ciut. Cepatnya perubahan, seringkali membuat kita pasrah dengan keadaan. Inilah kenyataan hidup.

Di zaman yang ‎global ini, perubahan bisa terjadi dalam hitungan hari, jam, bahkan detik. Keajaiban acapkali datang dan ‎hadir dalam keseharian kita. Dan mungkin, kita termasuk orang yang sering terperanjat dengan ‎perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat.

Sebagai insan yang beragama, tentu kita harus menghadapinya dengan besar hati. Kalaupun rasa ‎takut sering hadir dan menggelayuti pikiran, itu manusiawi. Namun, lagi-lagi, hal itu bisa menjadi ‎bumerang ketika kita hanya takut dan merasa kerdil di hadapan yang lain. ‎

Kita harus yakin bahwa Allah tidak akan mengingkari janjinya. Janji untuk memberikan kompensasi ‎kepada hamba-Nya yang mau berkreasi. ‎

Bukankah Allah Swt telah berfirman; "Jangan pernah takut dan putus asa akan ‎rahmat Allah" (QS. Azzumar: 53). Pada ayat lain Allah juga menyitir bahwa, "Allah tidak akan ‎merubah nasib hamba-Nya, kecuali ia (hamba) mau –berusaha- merubah dirinya sendiri" (QS. Arra'ad: ‎‎11).

Untuk menguatkan ayat tersebut, Nabi Muhammad Saw bersabda: "Kalian lebih tahu tentang urusan ‎dunia. Maka kuatkan nyali untuk melakukan inovasi-inovasi baru" (Al-Hadits). Dan masih banyak ajaran ‎Rasulullah Saw yang memotivasi kita untuk selalu melakukan kompetisi yang fair.‎

Terang sekali bahwa Islam selalu memacu kita untuk terus berusaha demi melawan tantangan global. ‎Karenanya, kuatkan nyali dan mulailah membuat kerangka untuk mendapatkan perubahan yang berarti. Bangun optimisme dalam diri kita.‎

Marilah kita lihat kisah kedai kopi Excelso -yang dibentuk Grup Kopi Kapal Api- dalam merespon persaingan yang semakin ketat dengan gerai-gerai asing. ‎

Kalau anda menemukan kedai kopi Excelso di beberapa pusat perbelanjaan, itulah gerai kopi terbesar di ‎Indonesia saat ini. Merebaknya kedai kopi asing, seperti Starbucks dan Coffee Bean & Tea Leaf, ‎dianggap sebagai proses yang sangat natural dalam kancah perbisnisan. Karenanya, dengan modal optimisme, Excelso ‎bertekad untuk andil dalam kompetisi itu. ‎

Kedai Excelso adalah pionir kedai kopi Indonesia. Soedomo Margonoto, pemilik Grup Kapal Api, tertarik ‎membuatnya setelah ia melihat banyak kedai kopi di luar negeri. Memang, di sebagian negara maju, ‎minum kopi di coffee shop sudah menjadi bagian gaya hidup. Sehingga bisnis resto kafe menjamur. ‎

Di samping itu, dorongan membuat kedai kopi juga dipicu oleh kenyataan bahwa Grup Kapal Api ‎menguasai bahan mentah kopi. Dalam catatan AC Nielsen, Grup Kapal Api merupakan pemimpin pasar ‎kopi eceran. Kabarnya, pemilik Grup Kapal Api ini dikenal dekat dengan sejumlah pengusaha dan petani ‎kopi. ‎

Nampaknya peluang ini dimanfaatkan dengan sangat baik. Dalam kalkulasi otak manusia, nampaknya ‎sulit sekali untuk menyaingi pesaing-pesaing asing. Di samping 'jam terbang'nya yang sangat tinggi, ‎kedai kopi asing ini punya nyali kuat untuk merebut simpati publik yang western minded, utamanya di ‎kawasan perkotaan. Lagi-lagi, pada level tertentu, tidak ada salahnya seseorang untuk berspekulasi dan ‎merangkai harapan untuk meraih hal yang sama, atau lebih surprise. ‎

Pada awal berdirinya, 1991, banyak yang mengira bahwa Excelso merupakan kedai kopi asing. Citra ‎internasional sengaja dimunculkan dari kata Excelso yang terkesan kebarat-baratan. ‎

Kata Excelso diambil dari kata "so excellent" yang kemudian dibalik pengucapannya menjadi "excellent ‎so", dan disingkat Excelso.‎

Agar bisa menjaring lapisan yang lebih luas, PT Excelso Multi Rasa (EMR) membuat tiga jenis kedai kopi ‎Excelso dengan target pasar dan positioning yang berbeda. Pertama, Kafe Excelso. Ini jenis pertama ‎yang dikembangkan. Targetnya kalangan profesional, eksekutif, dan ekspatriat. Umumnya, Kafe Excelso ‎didesain dengan warna warm dan natural dengan menggunakan warna-warna hitam, marun dan cokelat. ‎Tidak hanya itu. Warna-warna dominan seperti hijau, kuning, biru dan orange, tetap dipakai agar kesan ‎fun sebagai kafe tetap terasa. ‎
Kedua, Excelso Express. Jenis ini dikembangkan dengan positioning sebagai take away coffee shop ‎yang mengedepankan kepraktisan. Kafe ini berbentuk counter atau cart. Menu makanan dan minuman ‎yang ditawarkan terbatas. Penyajiannya pun hanya menggunakan piring dan gelas plastik yang bisa ‎dibuang selepas dipakai. Jenis ini menjadi alternatif bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Harga ‎yang dipatok juga terjangkau oleh banyak kalangan. ‎

Ketiga, de' Excelso. Tipe kafe ini paling eksklusif dibanding yang lain. Konsepnya, perpaduan antara kafe ‎dan resto. Pilihan menunya lebih banyak dan berkualitas. Desainnya sangat artistik. Kalau di Kafe ‎Excelso kursinya hanya dari kayu tanpa sofa, di de' Excelso ini semua kursi berlapis sofa yang sangat ‎nyaman. Kesan elitis sangat terasa.‎

Inilah salah satu strategi yang diterapkan manajemen PT Excelso Multi Rasa. Klop sudah. Tentu saja ‎nama Excelso yang kebarat-baratan tidak bisa menjadi jaminan kalau tidak diimbangi dengan strategi ‎pasar yang tepat. ‎

Keberanian manajemen PT Excelso Multi Rasa untuk menghadapi pesaing-pesaing asing, nampaknya ‎tidak sia-sia. Keberanian dan optimisme yang dibarengi dengan strategi yang matang, akan mewujudkan ‎hal-hal yang kadang sulit menurut nalar. ‎

Saat ini, PT Excelso Multi Rasa cukup lega melihat kinerja kedai kopinya, meski pada tahun-tahun awal ‎sempat kesulitan mengedukasi pasar. Dari sisi brand image, merek Excelso cukup dikenal di beberapa ‎kawasan di Indonesia. Di Jakarta, Excelso telah mampu bersaing dengan sangat baik dengan para ‎pesaing asing. Omzetnya, menurut satu sumber, telah mencapai Rp. 50 miliar/tahun. ‎

Point plus dari kedai kopi ini, ia mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh kedai kopi asing, ‎yaitu kemampuan memahami selera konsumen yang mayoritas warga Indonesia. ‎

Anda bisa lihat. Optimisme ternyata menjadi energi besar yang mampu mewujudkan cita-cita. Tidak ada ‎hal yang mustahil. Dengan senantiasa berkeyakinan bahwa ketika Allah memberikan peluang kepada ‎kita, maka Allah akan memberikan jalan kepada kita untuk memanfaatkan peluang yang ada.
‎ ‎
‎-Disarikan dari buku Change-‎

Belajar dari Kegagalan

Menengok Profil Orang-orang Sukses [II]

Mungkin sebagian besar dari kita pernah mencicipi Pizza Hut. Meskipun oleh sebagian kalangan, menu ini dianggap sangat membosankan, namun tetap saja banyak yang menganggap Pizza Hut adalah menu yang sangat istimewa. Apapun alasannya, kita patut memberikan apresiasi kepada Dan Carney dan Frank Carney. Keduanya merupakan tokoh penting (founding father) berdirinya restoran fast food papan atas ini. Karena kegigihannya, dalam waktu sembilan belas tahun, mereka berhasil menjual 3100 outlet seharga USD. 300 juta. Luar biasa.

Muluskah Dan dan Frank mendirikan restoran ini?. Tentu saja tidak. Semua itu bisa tercapai karena ketelatenan dan kegigihan setelah mereka terpuruk .

Bagaimanakah kisah sukses perjalanan dua bersaudara ini melejitkan nama Pizza Hut dalam deretan restoran papan atas?.

Awalnya, Dan dan Frank menerima modal pinjaman dari sang ibu sebesar USD. 600. Kontan, mereka pun membeli beberapa alat seken yang diperlukan. Sisanya dipakai untuk menyewa gerai kecil guna menjajakan Pizza-nya. Hasilnya sungguh mengagumkan. Pada tanggal 15 Juni 1958, berdirilah restoran Pizza pertama di Wichita, Kansas.

Untuk menarik minat pembeli, mereka membagikan Pizza gratis pada malam perdana kepada sejumlah orang yang 'mampir'. Ratusan orang berjubel untuk mendapatkan gratisan. Apa yang terjadi?. Banyak dari mereka yang komplain dan merasa belum cocok dengan Pizza buatannya.

Dalam perkembangannya, hasil produksi mereka sempat merosot tajam. Seiring dengan berjalannya waktu, restoran ini tergilas oleh ketatnya persaingan. Pangsa pasar pun semakin melemah. Faktornya, di samping kualitas Pizza-nya sangat konvensional, lokasi dan dekorasi yang mereka setting, nampaknya membuat pelanggan tidak nyaman. Tidaklah mengherankan ketika mereka melakukan ekspansi ke Oklahoma dan New York, hasilnya nihil. Kerugian yang mereka tanggung luar biasa besar.

Apakah Dan dan Frank putus asa?. Ternyata tidak.

Keadaan ini justru membuat mereka terpacu untuk mempelajari kekurangan-kekurangan yang menyebabkan bisnisnya pailit. Mereka mulai memperkenalkan jenis Pizza yang lebih baik. Dalam waktu yang sangat singkat, Dan dan Frank memperkenalkan jenis Pizza yang lebih tebal dengan bagian luarnya agak keras. Dari sisi dekorasi, ruangan berukuran sempit yang hanya memuat 25 kursi ini, disulap menjadi restoran yang menjanjikan kenyamanan.

Mereka mulai menempelkan papan nama di sisi luar. Karena sempit, papan nama itu hanya bisa memuat 9 huruf. Anda mungkin bisa menebak; kata apa yang pertama mereka tempelkan?. Iya, Pizza adalah kata pertama yang tertempel pada papan nama itu. Masih ada space empat huruf di belakangnya. Mereka bingung untuk mencari kata yang tepat di belakang Pizza. Pada saat itulah, seorang anggota keluarganya datang dan mengusulkan kata Hut -yang berarti gubuk- diletakkan tepat di belakangnya. Mereka setuju.

Lengkap sudah nama restoran itu menjadi Pizza Hut.

Dari sinilah mereka mulai bangkit dengan semangat baru. Berkat kegigihannya setelah mengalami kegagalan, jumlah pelanggan meningkat drastis. Publik pun mengacungi jempol atas kesuksesannya bangkit dari keterpurukan. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan publik, Pizza Hut terus melakukan upaya-upaya peningkatan pelayanan, diantaranya dengan menambah layanan Home Delivery. Dengan harapan, masyarakat tetap bisa menikmati Pizza Hut tanpa harus bersusah payah ke luar rumah.

Kini Pizza Hut menjadi salah satu restoran terbesar dan terkenal di dunia. Di AS sendiri Pizza Hut tersebar merata di 7.200 lebih unit. Dan di 90 negara ada sebanyak 12 ribu gerai Pizza Hut dengan jumlah karyawan sebanyak 300 ribu orang.

Dalam setahun ada sekitar 4,2 miliar pembelian pizza. Dalam hitungan minggu, ada sebanyak 11,5 juta pembelian pizza dengan puncak pembelian jatuh pada hari-hari Jumat dan Sabtu.

Anda tahu, apa pesan Frank Carney yang selalu disampaikan kepada staf-stafnya?. "Pizza Hut sukses karena kegagalan. Maka ketika kegagalan terjadi, mampukah kita menyulapnya menjadi energi yang kuat untuk mendorong kita mencapai kesuksesan. Untuk meraih kemenangan, kita harus belajar kalah".

Anda boleh tidak percaya dengan pesan itu. Tapi anda harus tahu bahwa yang mengucapkan pesan itu adalah orang yang pernah mengalami kegagalan dan akhirnya berhasil meraup keuntungan sebesar USD. 300 juta. Sungguh fantastis.

-Disarikan dari berbagai sumber-

Impian Menjanjikan Kemukjizatan

Menengok Profil Orang-orang Sukses [I]

Setiap dari kita mempunyai peluang yang sama untuk mewujudkan impian. Ketika kita terobsesi untuk meraih impian, tanpa kita sadari, hal itu memberikan energi tambahan yang luar biasa. Pepatah kuno mengatakan, "You can if you think you can". Terlukisnya impian dan harapan besar, perlahan-‎lahan akan meretas jalan baru menuju 'terminal akhir'.‎

Bukankah agama selalu menyerukan kepada kita untuk terus berusaha dan pantang ‎menyerah. Keputusasaan adalah hal yang paling dibenci. Karena dianggap meragukan ‎kemampuan Allah Swt. Allah Dzat Pemberi Harapan buat hamba-Nya. Karenanya, selama ‎usaha dan harapan (baca: doa) berjalan seimbang, yakinlah kemukjizatan akan terjadi. Allah telah menyindir kita agar tidak berputus-asa terhadap rahmat-Nya. "Janganlah kalian berputus-asa terhadap nikmat Allah" (QS. Azzumar: 53). Di sisi lain, Rasulullah Saw pun telah memberikan keleluasaan kepada kita untuk berkreasi demi sebuah impian.

Untuk meyakinkan hal di atas, marilah kita tengok sejenak kisah sukses Sanyo yang dibangun karena impian dan harapan yang besar.

Mungkin sebagian besar dari kita adalah pengguna produk Sanyo (misalnya, mesin pompa air, kulkas, setrika, mesin cuci dan alat-alat elektronik lainnya). Tahukah anda; kenapa Sanyo sukses?.


Sanyo memiliki arti tiga samudera, yakni Pasifik, Atlantik, dan Hindia. Kata tersebut ‎dipilih sebagai nama perusahaan yang mengidentikkan sesuatu yang maha luas. Dan itu tepat ‎dengan filosofi manajemen perusahaan Sanyo Electric yang ingin berkembang menjadi ‎sebuah perusahaan besar kelas dunia.

Dalam filosofi manajemennya, Sanyo Electric terobsesi menjadi produsen yang ‎menyediakan segala kebutuhan hidup orang di seluruh dunia. Sanyo mulai melukis mimpi dan memetak harapan besar untuk memberikan produk kualitas tinggi di setiap sudut penjuru dunia. Ia yakin suatu saat konsumen di segala penjuru dunia akan selalu mencari produk-produk sanyo. Hal itu bukan mustahil. Karenanya, istilah Sanyo ‎dianggap paling cocok untuk menggambarkan filosofi manajemen tersebut.

Dari dasar keinginan tersebut, Sanyo kemudian berkembang menjadi perusahaan raksasa. Ini bermula ‎dengan berdirinya Sanyo Electric Works pada 1947, di Osaka, Jepang. Tiga tahun ‎kemudian, yakni pada 1950, perusahaan bernama Sanyo Electric pun berhasil didirikan.

Tiga produk pertama berhasil diluncurkan oleh Sanyo Electric pada awal 1950-an, yaitu lampu generator sepeda, radio plastik, dan mesin cuci. Kemudian jenis produk Sanyo ‎Electric semakin beragam dan terbagi menjadi enam kategori, yaitu peralatan informasi ‎dan komunikasi, alat kebutuhan rumah tangga, peralatan industri dan komersial, ‎perlengkapan elektronik, baterai, serta kategori lain.

Kini perusahaan Sanyo Electric telah berkembang menjadi perusahaan dunia yang cukup ‎disegani. Tak hanya menyuplai sejumlah produk, Sanyo juga memberikan peluang ‎ekonomi kepada penduduk di 26 negara dunia. Grup Sanyo kini memiliki sebanyak 83 ‎perusahaan industri, 37 perusahaan penjualan, dan 38 perusahaan jenis lainnya.

Kita lihat, impian dan harapan yang pernah dilukis Sanyo, kini menjadi kenyataan. Hampir di setiap rumah, kita temukan beragam produk Sanyo.

Karenanya, jangan lelah melukis mimpi. Jangan pernah putus-asa karena harapan yang tak berujung. Yakinlah, tidak ada yang sulit bagi Allah untuk memberikan 'kado surprise' bagi mereka yang mau bermimpi seraya berusaha dan berharap. Selamat bermimpi.

‎-Disarikan dari Harian Republika-‎

Ingin Sukses?. Lakukan Perubahan!.

‎"Tak peduli berapa jauh jalan salah yang anda jalani. ‎Putar arah sekarang juga"‎

Dua kalimat tersebut ditulis oleh Rhenald Kasali, Ketua Program Magister ‎Manajemen (MM) Universitas Indonesia sekaligus pakar komunikasi, pada ‎cover bukunya, "Change; Manajemen Perubahan dan Harapan", yang ‎diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Luar biasa!!!. Kalimat ini simpel ‎namun mampu membangkitkan emosi dan menstimulasi setiap orang yang ‎mendengarkannya untuk selalu melakukan perubahan. Lagi-lagi, beliau ingin ‎menegaskan bahwa perubahan adalah kunci kesuksesan. Hal ini senada ‎dengan apa yang pernah difirmankan Allah Swt: "Sesungguhnya Allah Swt ‎tidak akan merubah nasib hamba-Nya, kecuali hamba itu mempunyai ‎orientasi pada tindakan untuk merubah nasibnya sendiri". (QS. Arra'd: 11). ‎

Menurut Rhenald, untuk menciptakan perubahan, pertama-tama harus ada ‎yang bisa mengajak semua pihak 'melihat'. Itu saja tidak cukup. Mereka yang ‎‎'melihat', belum tentu 'bergerak'. Dan yang 'bergerak', belum tentu bisa ‎'menyelesaikannya' dengan baik.

Perubahan adalah pertanda kehidupan. Saya dibesarkan di lingkungan ‎perkampungan. Setiap hari, saya selalu mencermati aktifitas yang sangat ‎dinamis dan variatif. Pagi hari, Kakak selalu membantu ibu ‎menyiapkan masakan buat 'ganjal perut' sebelum kami ke sekolah dan saya mendapat tugas rutin ‎menyapu halaman yang selalu kotor oleh daun-daun kering yang jatuh dari ‎tangkainya. Adik-adik cukup membereskan tempat tidurnya sembari menyiapkan perlengkapan sekolah. Di jalan-jalan, saya lihat para tetangga hiruk-‎pikuk menuju tempat kerjanya demi sesuap nasi. Mulai dari PNS, bisnisman, sampai dengan penjual krupuk dan 'bakul' getuk.

Dari sampel ini, saya berkesimpulan bahwa aktifitas-aktifitas tersebut ‎menunjukkan adanya kehidupan dan kehidupan ini selalu menuntut adanya perubahan. Anda punya kesimpulan lain?. Silahkan!. ‎

Saya berani mengatakan bahwa perubahan adalah sebuah tuntutan. Ketika ‎kita hidup, tentu saja kita mengidamkan kelayakan, kenikmatan, ‎kenyamanan dan sebagainya. Hanya saja, semua itu bisa didapat dengan ‎perubahan. Karena perubahan akan selalu memberikan harapan; harapan baru untuk mewujudkan impian. ‎

Namun, yang harus kita sadari adalah bahwa harapan itu didapat ‎ketika kita mampu mengadaptasikan diri pada fase perpindahan dari zona ‎kenyamanan (comfort zone) menuju zona ketidaknyamanan (discomfort ‎zone) dan kembali kepada kenyamanan yang lebih surprise. Ini sebuah ‎keniscayaan. Pada fase inilah nasib kita ditentukan. Ketika anda mampu ‎menjalani fase tersebut dengan baik, anda patut untuk mendapatkan medali ‎emas. Sebaliknya, ketika anda tidak mampu menjalani fase demi fase, maka ‎yang terjadi kemudian adalah anda terjebak pada dilema. Mungkin anda ‎terjebak pada kenyamanan yang tidak dinamis dan berakibat sangat ‎menjenuhkan. Mungkin juga, anda terjebak pada fase discomfort zone yang ‎tentu saja bisa dibayangkan betapa menderitanya anda. Karenanya, kita ‎harus bersikap adaptif (selalu bisa menyesuaikan diri) dalam keadaan ‎apapun. ‎

Dinamika manusia bisa digambarkan dengan "Kurva S". Setiap dari kita ‎mempunyai peluang yang sama untuk meraih kesuksesan. Hal itu tergantung ‎kepada usaha yang kita lakukan. Semakin besar 'fee' yang kita keluarkan, ‎semakin besar pula kita meraih hasil. Dan begitu sebaliknya.‎

Kesuksesan tidak bertahan selamanya. Tanpa kita ‎sadari, kehidupan kita selalu dirongrong oleh 'rival-rival' kecil yang sewaktu-‎waktu siap menggantikan posisi kita. Mungkin anda ingat dengan apa yang dilakukan Intel. Pada produk pertamanya, ia meluncurkan Static Random Access Memory (SRAM) 3101 (64 Bit) dan 1101 (1 kilobit) dan seterusnya. Saat itu, tidak ada satu pun pemain lain yang mampu menghalau lajunya. Masalah baru kemudian muncul. Di saat ia meluncurkan DRAM 16 KB, pada waktu yang bersamaan, pemain Jepang, Fujitsu, menerbitkan DRAM 64 KB. Dan ini terjadi berulang-ulang. Dalam waktu sekejap, Intel meredup lantaran kehadiran pesaing berat dari Jepang tersebut. Perlahan-lahan, Intel mulai memperbaiki produksi dan memperkuat infrastruktur. Pada akhirnya, ia mampu meraih kembali masa-masa kejayaan yang pernah dicapai. Lagi-lagi, hanya mereka yang adaptif ‎yang mampu mempertahankan kesuksesan yang telah diraihnya. Menurut ‎Peter Drucker, bahaya terbesar yang mengancam manusia adalah cara ‎berpikir 'kemarin' yang dipakai untuk menyelesaikan masalah 'sekarang'.‎

Kita bisa menilik kisah orang-orang sukses yang patut diteladani. Berkat ‎perubahan, kita mengenal Nabi Muhammad Saw sang Pelopor Kemajuan, ‎Lee Lacocca yang ditendang begitu saja oleh Henry Ford dan menjadi ‎pembaharu di Chrysler yang saat itu nyaris bangkrut serta Harland Sanders ‎sang pendiri Kentucky Fried Chicken (KFC). Juga,
John Cadbury ‎dengan produksi cokelatnya yang bertaraf internasional dan Suryo Winowidjojo ‎dengan Gudang Garam-nya. Singapura yang berhasil disulap menjadi Negara Metropolis, merupakan 'sentuhan romantis' Lee Kuan Yew. Selain nama-nama di atas, masih ada sederetan ‎profil yang sukses karena perubahan, misalnya Kenneth Wood dengan ‎Kenwood-nya, Swarovsky yang mampu mencetak kristal dengan kualitas ‎tinggi dan Hard Rock Kafe sebagai hasil kerjasama antara Isacc ‎Tigrett-Peter Morton serta Pizza Hut yang lahir dari impian ‎Dank Carney dan Frank Carney. ‎

Anda ragu untuk berubah?. Mulai sekarang, yakinkan diri untuk memiliki ‎obsesi tinggi menjadi bagian dari barisan orang-orang sukses. Mulailah ‎perubahan itu dengan mimpi-mimpi besar. Selamat bermimpi. ‎