Kalau kita sering mendengar ungkapan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini, itu benar adanya. Setiap dari kita, pasti mempunyai mimpi-mimpi besar menjadi yang terbaik. Dan setiap dari kita, mempunyai peluang yang sama untuk mewujudkan mimpi besar itu. Namun, kenapa kita sering merasa kurang beruntung dibanding mereka. Apa yang membedakan kita dan mereka?. Jawabnya, kita belum serius bertanya kepada diri sendiri; seberapa besar tekad dan usaha kita untuk meraih sesuatu yang kita angankan?.
Nampaknya harus kita katakan bahwa cara pandang linear menjadi sangat dominan dalam diri kita. Dengan kata lain, kita setengah hati dalam melakukan perubahan (change) dan belum punya nyali untuk berbeda dengan yang lain. Karenanya, terus pacu semangat dan jangan pernah katakan TIDAK untuk diri kita sendiri selama itu positif. Jangan lelah dan putus asa untuk berusaha. Bukankah Rasulullah Saw memotivasi kita untuk terus melakukan inovasi demi sebuah mimpi. "Kalian lebih tahu dengan urusan dunia. Berusahalah demi menggapai sebuah mimpi", sabdanya.
Untuk meraih mimpi besar, butuh ongkos yang besar pula. Anda tentu saja mengenal John Cadbury dengan cokelat Cadbury-nya yang sangat diminati, Dan Carney dan Frank Carney dengan Pizza Hut-nya, Kenneth Wood dengan Kenwoodnya, Lacocca dengan Chrisyler-nya, Wiliam Boeing dengan Boeing-nya, Harland Sanders dengan KFC-nya dan sebagainya. Semua itu mereka capai dengan cucuran keringat dan air mata yang diperas oleh sebuah tekad untuk meraih keberhasilan. Ungkapan 'no free lunch' nampaknya cukup tepat untuk mengatakan semuanya.
Coba kita simak profil Harland Sanders yang mungkin awalnya tidak pernah menduga bahwa racikan ayamnya mampu menempatkan namanya pada deretan 100 tokoh sukses dunia. Ia adalah pendiri Kentucky Fried Chicken (KFC).
------
Tanggal 9 September 1890 lahirlah seorang bayi bernama Harland Sanders. Ia lahir dari keluraga dengan ekonomi pas-pasan. Ketika usianya menginjak 6 tahun, bapaknya meninggal. Kondisi ekonomi keluarga goyah. Ibunya bekerja dan ia menjadi kepala rumah tangga. Keadaan ini memacu dia untuk melakukan kreasi-kreasi baru demi memperbaiki kondisi ekonominya. Ia mencoba mengembangkan hobinya, yaitu memasak ayam dengan beragam resep. Ketika berumur 8 tahun, ia sudah sangat lihai memasak. Ia pun menyemangati diri dengan bermimpi, kelak mempunyai restoran ayam terbesar di dunia. Tidak sedikit yang mencemooh impian luhur Sanders. Namun, itu tidak membuat Sanders muda berkecil hati. Ia justru tertantang untuk membuktikan bahwa ia bisa.
Mungkin karena ingin fokus pada profesi yang lebih 'menjanjikan', ia keluar dari sekolah. Semua profesi pun dicoba, mulai dari petani, tukang kue, insinyur, sampai menjadi anggota sekolah penerbangan.
Pada tahun 1930, pertama kalinya ia memasak ayam untuk pelancong yang beristirahat di Corbin, Kentucky. Mereka cocok dan mengatakan ayamnya sangat spicy. 9 tahun kemudian, ia membakukan masakan ayamnya dengan resep 11 macam rempah-rempah dan diolah dengan metode yang sangat unik demi mempertahankan rasa. Akhirnya, ia mendapatkan penghargaan "Kentucky Colonel" dari Gubernur Kentucky atas jasanya memperkaya jenis masakan Amerika.
Merasa masakannya layak jual, ia mencoba menjajakannya di pom bensin miliknya dan motel-motel di kawasan Kentucky.
Karena obsesi untuk berekspansi, tahun 1950-an, Harland Sanders melakukan perjalanan keliling Amerika dan Kanada dengan mobil untuk menawarkan waralabanya ke sejumlah restoran.
Semakin mantap dengan bisnisnya ini, tahun 1955 Sanders mendirikan restoran dengan nama Kentucky Fried Chicken Inc pertama di dunia.
Selanjutnya, tahun 1964, ia menjual waralaba KFC senilai USD. 2 juta kepada para investor. Banyak perusahaan yang tertarik membeli waralabanya. Pemilik waralaba terakhir adalah PepsiCo yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants. Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk yang didirikan oleh Kelompok Usaha Galael pada tahun 1978. Tahun 1994, KFC berhasil membuka cabangnya yang ke 9000 di Shanghai, Cina. Luar biasa !.
Tahun 1980, Harland Sanders meninggal dan dikebumikan di Louisville's Cave Hill Cemetery.
Impian Harland Sanders untuk mempunyai restoran ayam terbesar di dunia tidak sia-sia. Dengan tekad yang kuat, ia mampu membuktikan kepada dunia bahwa Harland Sander tidak hanya pintar mengandai dan bermimpi. Perjuangan keras itu memberikan kado indah di hari tuanya.
Kini Harland Sanders boleh tersenyum di peraduannya sembari melihat jerih payahnya yang telah dinikmati oleh milyaran pengunjung.
-Disarikan dari berbagai sumber-
0 comments:
Post a Comment