Suka Iseng Memakai Ayat

Seharian tadi, saya jalan-jalan menyusuri Wikalah, pasar rakyat yang menjual pakaian-pakaian dengan harga sangat miring. Pasar ini kebetulan jadi langganan para mahasiswa. Maklum saja. Dengan kondisi kantong pas-pasan, kita bisa membeli jaket dan perlengkapan musim dingin dengan aneka selera yang kita suka. Hehehe so bisa menghemat.

Menjelang maghrib, saya pulang. Karena tidak ingin terjebak macet, metro bawah tanah menjadi alternatif. Ketika memasuki stasiun, saya kaget ketika di sana ada kerumunan orang seperti abis tawuran. Kontan saja hal itu membuat para calon penumpang susah untuk sekedar turun tangga dan berderet di antrean loket. Ada apa gerangan?. Karena penasaran, saya mendekati kerumunan itu.

Setelah saya berada di antara kerumunan itu, barulah penasaran saya terjawab; mereka pada sibuk menempelkan poster calon untuk suatu pemilihan. Saya tidak begitu jelas calon untuk pemilihan apa (?). Boro-boro mlototin, untuk sekedar melihat poster saja harus berdesak-desakan kayak orang rebutan mencium Hajar Aswad hahaha. Ditambah postur tubuh saya yang kecil dibanding orang-orang Arab.

Saya jadi teringat setiap kali akan ada Pilkades (Pemilihan Kepala Desa). Di mana-mana, akan kita jumpai kertas bergambar padi, mangga, singkong, bengkoang, bawang, tomat dan sebagainya.

Samar-samar, mata saya terpaku pada potongan ayat al-Quran yang sudah tidak asing. Intinya kurang lebih "Kalau Allah menolong kamu, niscaya kemenangan akan selalu memihakmu". Ini cara klasik yang sering saya jumpai dalam setiap "pesta demokrasi". Politisasi ayat nampaknya semakin menjadi trend yang dianggap efektif meraup suara, utamanya di dunia Arab. Mungkin (hanya negative thinking) mereka hendak 'mengelabuhi' publik dengan beragam kampanye atas nama agama. Bisa jadi mereka masih mengira bahwa orang Islam gampang dibohongin dengan hal-hal yang berbau agama. Hanya bau lo!!!. Iseng banget ya.

Saya tidak hendak menggurui atau merasa dalam pihak yang benar dengan banyak memberikan analisa. Saya hanya 'muallaf plus' yang sering dibuat kaget dengan motif-motif model beginian. Masing-masing dari nurani kita pasti punya komentar. Anggap saja tulisan singkat ini sebagai curhat dari hati ke hati (duh romantisnya :D).

2 comments:

Pipi said...

waduh .. kalo disini pake janji-janji .. disitu pake ayat yak .. heu..heu ..ngeri

Fakhrudin Aziz Sholichin said...

Iya Pi. Sama aja sich sebenarnya. Ayat, janji, fulus, kayaknya udah jadi rahasia umum