Kenalan dengan Yesus dan Injil

"Kalau Muhammad Abduh menemukan Islam di Barat,
saya menemukan kebahagiaan di pesantren".

Apa yang menarik dari komentar tersebut. Bagi kita yang notabene muslim, komentar itu mungkin sangat biasa. Tapi menjadi luar biasa karena itu diucapkan oleh orang Kristen Liberal, dalam suatu obrolan pagi, yang memberikan apresisasi luar biasa terhadap lingkungan pesantren. Menurutnya, tradisi scholastic dikembangkan dengan baik oleh pesantren.

Saya tidak hendak mengupas jauh; kenapa dia 'kepencut' ama pesantren. Paling tidak, saya menilai bahwa kawan saya ini cukup enjoy untuk diajak membincang masalah ini lebih dalam. Karena ini persoalan teologi yang rentan menimbulkan kesalahpahaman.

Dengan ditemani roti bakar, segelas kopi susu dan sebungkus rokok Cleoptara, saya mencoba menelisik lebih dalam tentang 'daleman' agama Kristen. Tidak ada sentimen agama sama sekali. Saya hanya ingin tahu lebih jauh tentang problem teologi yang dianut oleh saudara saya itu.

Obrolan ini mengingatkan saya kepada tayangan dialo
g antara Ahmad Deedat dan salah seorang pendeta di Eropa. Di sana, dengan gamblang, sang Orator berkebangsaan Afrika itu mengupas tuntas habis kejanggalan-kejanggalan yang ada di Bible.

Tentu saja saya beda dengan Deedat. Kalau dia begitu menguasai informasi ke-Bible-an dan kekristenan, bahkan menguasai bahasa Yunani, saya h
anya orang awam yang ingin tahu tentang Kristen. Boro-boro paham bahasa Yunani, paham Inggris aja udah untung...

Pertanyaan pertama yang saya lontarkan, "Bagaimana umat Kristen merespon opini mayoritas tentang kisah penyaliban Yesus?.

Sambil menghisap rokoknya dalam-dalam dan mengepulkan keluar sembari mengubah posisi duduknya, dia menjawab, "Ziz, itu memang problem yang sampai sekarang belum tuntas. Saat ini, ada upaya untuk membuktikannya lewat tes DNA. Apakah yang disalib itu Yesus (Isa) atau bukan. Dari situ kita akan tahu tentang kebenar
annya?".

Jawaban itu justru membuat saya penasaran. "Kalau memang tes DNA baru diupayakan, berarti bisa dikatakan umat Kristen belum bisa meyakini betul bahwa yang disalib adalah Isa?".

Ia terdiam.....

Saya cukup tanggap melihat ekspresinya. Karena
ini area sensitif, saya pun menghentikan pembahasan ini.

Saya mencoba untuk berbelok arah, "Lantas, problem tentang Bible sendiri gimana", lanjutku.

"Maksud anda", tanyanya serius.

Akhirnya saya mencoba menguraikan beberapa ma
klumat yang saya tahu dari materi kuliah tentang Kristen. Dengan harapan, hal ini bisa dishare dengannya.Injil berarti "Gospel" atau "berita baik" yang diajarkan Yesus Kristus selama masa tugasnya yang singkat. Beberapa penulis "Gospel" sering menyebutkan Yesus melakukan dan mengajarkan ajaran tersebut (Injil), misalnya:

1. "Demikianlah Yesus berkeliling ... memberitakan Injil... serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan." (Injil - Matius 9: 35).
2. "... barangsiapa kehilangan nyawanya karena aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." (Injil - Markus 8: 35).
3. "... memberitakan Inji1...." (Injil - Lukas 20: 1 ).

Injil adalah kata yang sering digunakan, tetapi Injil yang bagaimanakah yang diajarkan Yesus? Menurut beberapa sumber yang saya dapat, dari 27 kitab Perjanjian Baru, hanya sedikit yang dapat diterima sebagai sabda Yesus. Umat Kristen bangga dengan Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, tetapi tak ada sebuah pun Injil Yesus!

Dengan tulus para umat Kristiani meyakini bahwa segala sesuatu yang diajarkan Yesus berasal dari Tuhan. Itulah Injil, berita baik dan petunjuk dari Tuhan untuk bani Israil. Dalam seluruh hidupnya Yesus tidak pernah menulis sebuah kata pun, dan juga tidak memerintahkan seorang pun untuk melakukan hal tersebut. Injil yang dipergunakan saat ini adalah hasil pekerjaan tangan dari orang yang tidak diketahui namanya.

"Ziz, kalau berbicara soal ini, perlu waktu panjang. Diskusi ini lagi-lagi harus dengan basis ilmiah yang cukup rumit", ungkapnya

"Oke Mas. Saya setuju. Tapi saya hanya ingin anda bisa memetakkan deskripsi global latarbelakang historis bible yang pada akhirnya sampai di kita", tambahku penasaran.

"Begini. Sebenarnya, sampai sekarang kita belum tahu 'sumber' bible yang asli. Bible yang ada di tangan umat Kristiani sekarang, merupakan rangkuman-rangkuman yang dibuat oleh para murid Yesus tempo dulu. Bisa dikatakan, ucapan-ucapan Yesus adalah kata hikmah yang dirangkum dan dikodifikasikan. Saat itu pun, umat Kristen belum terorganisair dengan baik. Yang ada hanya padepokan-padepokan atau semacam tarekat dalam bahasa kita (Islam)". Mendengar jawaban itu, saya pun termenung.

"Lantas, kalau itu memang hasil rangkuman dari para murid Yesus, siapa yang menjamin bahwa rangkuman itu valid dan bisa dipertanggungjawabkan?", tambahku.

"Rangkuman itu sudah diperiksa secara teliti oleh suatu dewan. Jadi bisa dipertanggungjawabkan", ulasnya singkat.

Bincang-bincang singkat ini cukup menarik bagi saya. Sebagai orang yang tidak punya basis kristologi, pertanyaan itu sudah cukup membuat mumet. Saya juga tidak tahu apakah keterangan dan jawaban tersebut merupakan representasi dari doktrin Kristen yang sesungguhnya.

Anyway, lagi-lagi saya berharap tambahan informasi ini membuat kita semakin toleran dan arif terhadap kehadiran pemeluk agama lain. Dialog antar agama pun harus diselenggarakan secara sehat, tidak untuk menjatuhkan satu sama lain. Semoga bermanfaat.

3 comments:

noorlara said...

f-aziz

Penganut kristian mempunyai beberapa versi Injil antaranya seperti yg saudara sebutkan iaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yg mana adalah persembahan dari manusia sendiri sedangkan kita penganut Islam dengan kitab suci Al Quran dari ayat pertama hingga yg akhir diturunkan dan hingga datangnya kiamat, ia akan kekal tanpa bisa dipinda walau seayatpun, tidakkah itu antara tanda kebenaran Islam. Dimanapun penganut muslim walmuslimat berada di bumi Allah ini, malah di bulan, bintang maupun mentari, kita tetap berpegang kepada kitab yang sama tidak dua tidak tiga, Al Quran itulah juga tanpa pernah ada keraguan walau sebesar zarah akan kesahihan isinya!

Alex Ramses said...

Memang perlu sekali dialog yang bertujuan ta'arruf agar saling memahami keyakinan masing2, bukan utuk menjatuhkan dan melecehkan. Agama kita (Islam) yang "terlalu sempurna" membuat kita seringkali bersikap sombong dan arogan.

Keyakinan akan kesempurnaan itu seringkali menjadi kelemahan kita sendiri. Kita tidak pernah sungguh2 mencari celah2 atau titik kelemahan kita karena menganggap semuanya sudah begitu sempurna.

Padahal celah dan titik2 kelemahan itu tentu banyak sekali. Dalam arti ajaran2 atau doktrin2 yang ktia sendiri tidak mampu menjawabnya ketika ditanyakan oleh orang luar. Hal itu dikarenakan kesombongan dan sikap arogan kita.

Lihatlah misalnya, setiap kali ada kritik terhadap Islam mengenai suatu hal,,, kita tidak akan bisa menjawabnya dengan tuntas dan meyakinkan tanpa penjelasan yang bertele2 dan terlalu lebar bagi penanya dari luar kita.

Hukuman mati bagi orang murtad, dilegalkannya perbudakan, boleh menyetubuhi budak belian, ayat-ayat perang, dikotomi muslim dan non-muslim, tidak memberikan hak memimpin bagi non muslim, dan banyakkk lagi,,

Kalau hal2 di atas ditanyakan,,, percayalah kita tidak bisa memberikan jawaban yang singkat dan jelas. Orang harus tau dulu sejarah diturunkannya kitab suci,,, dan lain lain dan lain lain. Padahal orang luar ya tidak bisa kita harapkan punya waktu atau energi untuk meneliti dan mempelajari.

Dari siini ktia memahami, bahwa kita semua punya "kelamahan". Kristen mugngkin lebih banyak lagi kontradiksi2 di dalamnya. Tapi tidak kentara dan jarang dipersoalkan. ajaran kristen tidak terlalu kompleks.

Yang terutama harus diperhatikan agar agama kita tidak hanya selalu dipandang sisi negatifnya saja adalah memeprbaiki sikap kita. Tingkah laku umat islamlah yang kelihatan di mata orang luar. dan bukan salah mereka kalau mereka nge-judge kita dengan tingkah laku kita.

Loh,, kan mereka tidak berkewajiban untuk mempelajari agama kita, ngapain emreka harus repot baca sirah nabawi atau baca asbaab nuzul dan fikih berjilid2 itu? Jadi,,, tanggung jawab kita untuk memberikan citra yang baik dan positif tentang agama kita.

huwaaaaaaa kedawannn stopppp!!!

Anonymous said...

aduuhh mas aziz..
saya suka belajar tapi kalo ngeliat kadar iman saya dan pengatahuan ttg islam saya masih dikit saya gak berani kenalan dengan yesus dan injil..:)
hebat lah mas aziz tulisan2nya...