Patutkah KIta Berbangga Sebagai Muslim?


Kemarin (23/12), saya datang ke Tarzi (penjahit) di kawasan Down Town. Sehari sebelumnya saya sudah buat appointment via telpon bahwa esok hari saya akan datang pukul 14.00 Waktu Kairo. Karena perjalanan macet, saya terlambat 1 jam. Sesampainya di sana, tiba waktu Ashar. Dia pun nampak buru-buru hendak sholat jamaah di masjid. Dia mengajak saya berjamaah. Tapi karena kondisi saya yang kurang fit karena kecapekan, saya bilang, "Saya istirahat dulu. Kamu duluan aja ntar saya susul".

Setelah selesai semua urusan, saya pamitan. "Kenapa buru-buru. Duduk dulu dong. Gimana kalau kita ngesyai (nge-teh) dulu", sambil mencegah saya yang sudah beranjak dari tempat duduk. "Syukran (terima kasih)", jawabku.

Kita pun akhirnya ngobrol-ngobrol ringan. Dia banyak menanyakan tentang Indonesia. Maklum saja. Sepertinya dia ngga begitu up date dengan perkembangan yang ada. Saya pun memaparkan hal-hal global tentang kondisi Indonesia, misalnya jumlah penduduk Indonesia dan prosentase umat Islam. Juga sistem hukum yang berlaku dan sebagainya.

Saya katakan, "Meskipun muslim Indonesia adalah kaum mayoritas, namun bukan berarti Indonesia menerapkan sistem Islam sebagaimana di Kerajaan Arab Saudi".

"Kenapa bisa seperti itu?", tanyanya keheranan

"Kalau pertanyaannya seperti itu, kenapa juga negaramu (Mesir) yang muslimnya mayoritas sistem hukumnya juga sama dengan kita (Indonesia)", tanyaku

"Ok. Tapi kan kita beda dengan kalian. Kita bangsa Arab dimana al-Quran dan Nabi Muhammad Saw turun kepadanya. Kamu tahu bahasa al-Quran adalah bahasa kita (Arab). Jadi Arab adalah segala-galanya", jawabnya ngotot.

Obrolan yang tadinya ringan dan cair menjadi tegang lantaran saya menyamakan mereka (Arab) dengan kita (Non-Arab).

Saya hanya bisa tersenyum simpul mendengar jawabannya.

"Tidak ada yang hal membedakan antara Arab dan Ajam (Non-Arab). Nabi Muhammad Saw turun di Arab karena orang Arab saat itu bangsat-bangsat", jawabku sambil canda

Dia terdiam dan mukanya memerah.....

"Tapi kamu harus tahu bahwa Bangsa Arab adalah semulia-mulia dan sekuat-kuatnya bangsa dimanapun. Ini sudah nash. Negara-negara Barat ibarat hewan yang tidak bermoral", tambahnya

"Nash yang mana?. Nash yang ada malah mengatakan bahwa Nabi tidak pernah membedakan antara Arab dengan Ajam. Yang membedakan hanya ketaqwaan kita. Kalau kamu bilang Arab kuat, mana buktinya?. Justru yang terjadi sebaliknya. Di tingkat elit, para pemimpin-pemimpin Arab tidak punya bargaining possition dengan Barat. Mereka tunduk dan takut ama Amerika dan Uni Eropa", kataku

"Lihat saja polemik di Palestina. Mana 'gigi' Arab. Ketika Amerika memboikot Hamas, tidak ada negara Arab yang berani 'angkat koper' memberikan suplai dana ke sana. Apakah negara Arab sudah bangkrut?. Tentu saja tidak. Itu karena mereka ditekan Amerika dan Eropa. Sekarang kalau Arab punya bargaining dengan Barat, saya kira hal itu bisa ditangani dengan baik", tambahku.

"Iya itu karena mereka (elit-elit Arab) jauh dari agama. Mereka tidak mau bersatu", sergahnya

"Itulah jawabannya. Jadi jangan bangga dengan kearaban. Kita, baik sebagai orang Arab maupun muslim, masih harus banyak belajar berpolitik. Kalau selamanya kita menutup dialog dengan Barat, kapan kita akan bersaing dengan mereka. Jadi jangan heran kalau selama ini kita ditekan Barat", kataku singkat

"Berarti kamu tidak mempercayai bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang mulia?", tanyanya

"Bukan persoalan percaya atau tidak. Kita kan sedang membincang realita. Kalau realitanya memang Arab itu lemah di mata Barat, mereka harus segera bangkit dong. Jangan hanya masyghul dengan nash. Toh konteks nasnya juga tidak demikian", jawabku.

"Lantas, kenapa kamu ke Mesir. Ini berarti kamu masih mengakui kalau Arab itu lebih hebat dari negaramu", tanyanya dengan nada tinggi

"Hahaha...saya ke sini karena Al-Azhar, bukan karena Mesir. Meskipun banyak kelebihan, saya berani katakan bahwa dalam beberapa hal, Mesir tidak bisa dijadikan sebagai percontohan negara muslim yang baik. Lihat saja sendiri bagaimana parahnya negara Mesir", jawabku agak ketus.

Saya melihat dia semakin bingung dan tegang...

"Ya sudahlah. kapan-kapan kita sambung lagi", ujarku sambil mengakhiri dialog itu

Saya pamitan dan meninggalkan tempat itu.

-----

Kawan-kawan, itu hanya contoh kecil bagaimana cara pandang orang Arab yang seringkali silau dengan kearaban mereka. kita pun demikian. Seringkali dibuat silau oleh kata ISLAM di KTP kita. Kalau dikatakan bahwa Islam adalah segala-galanya dengan segala kemuliaannya dibanding dengan agama lain, saya sepakat sekali. Tapi kita belum pernah serius mengkaji keislaman itu secara baik. Dalam keseharian kita, simbol-simbol dan hal-hal fisik yang selalu kita dahulukan. Pokoknya yang penting Islam dan berbau Arab, tanpa ada usaha serius mengelaborasi nilai-nilai universal Islam dalam dinamika kita.

Lagi-lagi kita harus menyadari bahwa kita tertinggal jauh dari Barat. Ini PR kita bersama. Sikap saling menghormati (tasamuh) dan dialog dengan komunitas lain (Barat) mutlak diperlukan. Makanya kita harus membangun optimisme untuk bangkit dan bersaing secara aktif.

Sikap underestimate berlebihan terhadap Barat juga kurang arif. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ada hal positif yang bisa kita tiru dari Barat, misalnya IT, disiplin, semangat berkarya dan sebagainya.

Semoga kita semakin arif dalam memperkenalkan keislaman kita

13 comments:

Sabdapena said...

waaaah...usta' kita ini makin lama emang makin tua. hehehe..(makin tua ilmu dan penghayatannya kali..). yang jelas setuju banget tuh dengan kata 'arif. yah semoga kita bukan hanya bisa menjadi orang alim, tapi juga 'arif..(kaya Arif Jatmiko juga gak papa kan usta'..!?...kan dia selalu jadi orang arif dalam setiap peran yang ia mainkan dalam teater, entah Sabda maupun Dahsyat bahkan Sabda Angin..hehehe..just kidiing gitu loch..!!)

Anonymous said...

Hahahha ada2 aja...Mau dibilang tua ngga masalah. Yang jelas masih tetap modis :-))

Anonymous said...

hhmmm...orang islam memang seringkali congkak dan terlalu bangga. memang harus bangga jadi islam, tapi yang bener dong caranya...:-))

Anonymous said...

cak aziz...
yang sering jalan-jalan dong byar terus da tulisan baru di blog nya....

Anonymous said...

mas aziz...asyik banget euy tulisannya hehe

Fakhrudin Aziz Sholichin said...

Penginnya sich jalan-jalan terus. Tapi kalo lagi bokek ya jalan di tempat aja sambil nyari2 cerita hahaha

Anonymous said...

c azis...
kaih ruang untuk curhat po'o...
pen kan dah mbah-mbah...
paling g ruang dialog gitu loh...


suuq madrasah

Fakhrudin Aziz Sholichin said...

Hahahha masukan yang bagus...Ntar dech disetting templatenya...Kalo curhat di sini berrati stok gula n kopiku kurang dong..Biasanya kalo curhat di rumahku kan pada bawa 'buah tangan' hehhe

Ini siapa ya?..

Anonymous said...

k aZiz...
koK LhupA to Ma PutHu seng ChenTill Dhewe...
TapHi Kok CerITa yanK Themen2 Di SanDra ko' G DA??

B-t-W USul Yang IthU T TunGgu RuAnganYA,MAunya LAnksUng ke Rumah.
beRhuBung Se-K-lYAn BeljAR NuliS,MkanYa KasIh RuwAngan JA.

Ntar Kopy ma GulanYA di gAnti BIsmillah G pa kan?
Atw GhUla MA kopiNyA Tak TAushiil?
HE..he...

MEt bERkarYA...




miZ NinGRat

Fakhrudin Aziz Sholichin said...

Hahahahh...cerita soal penyanderaan akan segera terbit..tunggu aja

Anonymous said...

sandra apaan sich mas?!??!!

Nanang Musha said...

baca tulisan antum jadi ingat wawancara Adonis (iya, yg penyair Syria itu) tentang masa depan Arab. Dia bilang bangsa Arab akan punah. Seperti juga Sumeria, Yunani, dan para Fir'aun. Adonis ngukurnya dari realita bahwa dari sekian banyak sdm di Arab yang mumpuni, hanya sedikit yang bisa dikatakan mendunia. Soal itu sebenarnya saya juga agak rancu, sampe akhirnya mbah Adonis bilang; "...dengan kapasitas yang dimiliki bangsa Arab sekarang, lalu membandingkannya dengan pencapaian di abad-abad lalu dengan bangsa lain, tak ayal bangsa Arab sedang menuju kepunahan."

Dan saya cuma manggut-manggut,"Bener juga kata mbah Adonis."

Soal arogansi bangsa Arab, ada sindiran yang cukup telak. Kali ini merujuk kasus dialog Iblis - Allah. Kata Adonis, "Lha kalau mau dulu itu Gusti Allah bisa aja langsung nyikat Iblis karena ngeyel. Nyatanya kan engga." Huhu..mungkin kita memang kudu banyak belajar untuk bisa menyimak sesuatu yang tidak kita setujui/sukai. Bukan begitu ustadz?

sagivcabana said...

Where to get a new Vegas casino near me and from anywhere in
Casinos with live dealer games include 구미 출장샵 Caesars, 888 Casino, 울산광역 출장샵 Las Atlantis, Hard Rock Casino, Resorts World Las Vegas 포천 출장마사지 and 밀양 출장안마 Resorts World 창원 출장안마