Catatan Perjalanan Menghadiri ICIS II di Jakarta (Habis)
Pas acara dinner ini, praktis tidak ada dialog. Kita saling membisu, tenggelam oleh suguhan Kiyahi Kanjeng dan alunan biola Idris Sardi. Malam ini, saya lebih asyik ngobrol dengan kawan-kawan delegasi dari NU Luar Negeri. Banyak kisah yang kita dapatkan. Kawan-kawan dari Eropa, Afrika, Timur-Tengah dan sebagainya, menceritakan bagaimana suka-duka 'ngopeni' NU di Luar Negeri. Ini memberikan pengalaman baru bagi kami.
Esoknya, agenda dilanjutkan dengan kunjungan ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Saya dan Jamal sengaja tidak ikut karena sudah kadung janji dengan beberapa media yang hendak mewawancarainya. Maklum saja, saya punya tugas ganda; bawain tas, gandeng, bukain lift, membangunkan dari tidur, ikut membantu rekan mengatur jadwal wawancara dengan berbagai media (dari tanggal 21-23 Juni siang), sampai dengan urusan tekhnis yang kecil-kecil. Kesibukan ini begitu mengasyikkan.
Praktis, selepas Dzuhur, semua wawancara terselesaikan.
Kami pun segera mengemasi barang untuk persiapan check out. Sambil nunggu reimburse,
seorang kawan mentraktir sup buntut di salah satu cafe di lobi hotel Borobudur, yang konon -kata Bondan Winarno- memiliki aroma rasa yang tak terkalahkan. Luar biasa!. Bagi saya, bukan cuma aroma rasanya saja, tapi gratisnya yang lebih luar biasa hehe.
Tepat pukul 16.00 WIB, kami check out dan berpamitan dengan segenap panitia. Dengan mobil yang sudah disediakan, kami segera menuju Bandara Soekarno Hatta. Di sini, saya berpisah dengan Jamal. Saya turun di terminal domestik karena harus melanjutkan 'misi' melepas kangen bersama keluarga, sedangkan beliau langsung menuju terminal Internasional karena 2 jam lagi pesawat take off.
Setelah menempuh penerbangan selama 1 jam, pukul 21.00 WIB saya sampai di Semarang dan bertemu dengan keluarga. Sudah dech. Pokoknya semua rasa kangen dan air mata, tumplek blek jadi satu.
0 comments:
Post a Comment